Tidak Semua Orang Perlu Tidur Siang

Tidak Semua Orang Perlu Tidur Siang

1 menit baca

Selama masa PSBB, tak sedikit di antara kita yang melewatkan beberapa saat di siang hari untuk beristirahat. Namun ternyata tidur siang tak selalu berdampak baik.

Tak a Nap! Sebuah buku yang menjelaskan manfaat istirahat siang yang ditulis oleh Sara Mednick, Ph.D., seorang psikolog yang mendalami tentang tidur menjelaskan bahwa tubuh membutuhkan tidur, sebagai saat istirahat yang menjeda aktivitas tubuh sejak bangun.

Berpatokan pada fakta bahwa waktu bangun setiap orang berbeda, maka tentu saja waktu istirahat siang mereka pun berbeda-beda. Sesuai uraian di dalam buku itu, saat yang tepat seorang beristirahat siang adalah 7 jam setelah waktu bangun pagi. Hal ini berarti jika Anda bangun jam 5 pagi, maka waktu istirahat siang Anda adalah jam 12 siang.

Waktu istirahat ini dihitung berdasarkan kondisi tubuh yang pada saat itu memasuki keseimbangan antara REM (Rapid Eye Moevement) dan gelombang lambat tidur; memberikan kesempatan bagi tubuh untuk mengembalikan kesegaran fisik dan mental, juga meminimalkan ketidaknyamanan sesaat setelah bangun.

Sekalipun demikian, tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat tidur siang ini. Penderita kesulitan tidur malam, insomnia, disarankan tidak tidur siang hari. Hal ini disebabkan mereka akan semakin sulit tidur di malam hari. Selain itu, seseorang yang mengalami depresi atau gangguan emosi yang cenderung mengalami gangguan siklus sirkadian, juga tidak dianjurkan beristirahat siang hari karena akan mengganggu tidur malam dan memicu depresi.

Istirahat siang seharusnya bermanfaat bagi kesehatan, meningkatan ketahanan mental, dan tidak memengaruhi tidur malam. Mengetahui secara tepat tujuan tidur siang, tak sekadar tidur, akan membantu seseorang mengatur waktu dan rentang tidurnya. Jadi, rencanakanlah tidur siang Anda. Pasang alarm setidaknya 30 - 90 menit agar waktu istirahat Anda tetap efektif dan berdampak nyata pada kesehatan juga produktivitas Anda.

Photo by Kuo-Chiao Lin on Unsplash