Tekstur darah menstruasi yang keluar dari tubuh cenderung berubah-ubah. Tentu saja perubahan ini tidak mudah diabaikan, mengingat cairan menstruasi adalah salah satu indikator kesehatan reproduksi. Agar tak cemas berlarut-larut, sebaiknya kita memahami perubahan tekstur darah menstruasi itu.

• Gumpalan darah saat menstruasi banyak. Pada dasarnya, menstruasi adalah proses membersihkan rahim. Jadi bersama darah menstruasi diluruhkan juga selaput dinding dalam rahim yang dipersiapkan untuk pembuahan. Seharusnya selaput dinding dalam rahim itu keluar dalam bentuk cairan. Karena pada saat menstruasi, tubuh memroduksi zat anticogulants, yang bertugas menguraikan selaput dinding rahim itu. Tetapi jika aliran darah menstruasi terlalu cepat meninggalkan rahim, maka tidak  cukup waktu untuk terurai, sehingga masih terlihat seperti gumpalan.
• Licin seperti jeli. Tekstur darah menstruasi yang licin dan terlihat seperti jeli menandakan bahwa darah menstruasi bercampur dengan cukup banyak cairan serviks. Biasanya ini terjadi ketika darah yang dikeluarkan dari dalam rahim sudah mulai sedikit.
• Darah cair, dan segar. Tekstur darah menstruasi yang terlihat cair seperti darah segar menandakan bahwa zat anticogulants bekerja dengan baik, karena cukup waktu.
• Jaringan padat. Jika tekstur darah menstruasi terlihat disertai jaringan dapat yang berwarna keabu-abuan, maka ini pertanda terjadi keguguran. Biasanya perdarahan menstruasi ini disertai rasa nyeri yang luar biasa. Jika Anda mengalami hal ini, sebaiknya tidak didiamkan, segeralah berkonsultasi dengan obgyn.

Hal yang lebih penting untuk diperhatikan dari aliran darah menstruasi, adalah volume dan lamanya perdarahan berlangsung. Jika aliran menderas dan perdarahan berlangsung lebih dari 10 hari, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Photo by Mockup Graphics on Unsplash