Tanda-tanda Iritasi Vagina
Kondisi kulit yang lembap saat menstruasi, dan penggunaan pembalut dalam jangka panjang, memicu iritasi di area kulit sekitar vagina. Kenali gejalanya, agar tak berlarut-larut.
Iritasi vagina sangat mungkin dialami perempuan ketika menstruasi. Hal ini terjadi karena area kulit di area tersebut sangat sensitif, dan tipis. Selain itu, pemakaian pembalut yang tidak tepat; jenis pembalut yang memiliki permukaan menutup erat kulit hingga tak ada aliran udara, dapat memicu terjadinya lembap dan menyebabkan iritasi.
Umumnya hal ini terjadi tanpa disadari, karena perempuan tidak jeli mengenali gejalanya, antara lain;
- Gatal. Gejala iritasi vagina yang paling umum adalah gatal yang tidak tertahankan di permukaan kulit. Ingat, hindari menggaruk, karena kulit di area tersebut sangat tipis dan kondisi lembap akan menyebabkan luka terbuka jika digaruk. Luka terbuka akan memicu infeksi dan peradangan.
- Radang. Gejala utama radang adalah perubahan kulit terlihat berwarna kemerahan, bengkak dan nyeri ketika disentuh.
- Keputihan. Iritasi memicu produksi cairan vagina berlebihan sehingga area kulit vagina menjadi semakin lembap. Cairan vagina yang diproduksi terlihat berubah warna dan beraroma busuk. Aroma inilah yang menyebabkan vagina berbau tak sedap.
- Nyeri buang air kecil. Luka terbuka akibat menggaruk vagina saat gatal dapat menyebabkan rasa nyeri atau panas ketika buang air kecil, karena urin melewati jaringan kulit yang luka.
Jika salah satu, beberapa, atau bahkan semua gejala ini dialami, sangat disarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat ditangani hingga tuntas.
Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
- Topik Lainnya
- Iritasi Vagina
- Menstruasi
- Kebersihan Genital