Risiko Menunda Ganti Pembalut

Risiko Menunda Ganti Pembalut

1 menit baca

Infeksi kulit yang disebabkan karena lalai mengganti pembalut bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan serius, jika terpapar bakteri.

Saran para ahli kesehatan reproduksi untuk mengganti pembalut setidaknya setiap 4 jam, tidak sekadar untuk mencegah peningkatkan kelembapan kulit di area kewanitaan, melainkan juga untuk menghindari terjadinya TSS (Toxic Shock Syndrome); yaitu infeksi yang terjadi karena kulit yang lembap teriritasi, terjadi luka terbuka, dan dimasuki bakteri.

Pada awalnya, TSS diyakini hanya dialami oleh penggunaan tampon atau alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam saluran vagina. Hal ini disebabkan karena gangguan TSS pertama kali dialami dunia pada tahun 1970-an, didominasi oleh para pengguna tampon. Tetapi kemudian diketahui bahwa kondisi tersebut dapat dialami setiap perempuan pada masa menstruasi, jika kesehatan kulitnya tidak terjaga secara baik. Luka kecil yang disebabkan iritasi karena kelembapan kulit yang meningkat jika terpapar oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes, dapat memicu TSS ini.

Gejala TSS

  1. Demam (suhu tubuh lebih dari 38ºC)
  2. Nyeri otot dan rasa lesu
  3. Diare
  4. Muntah-muntah
  5. Pusing hingga nyaris pingsan
  6. Luka atau ruam pada area genital
  7. Nyeri tenggorokan
  8. Mata memerah

Cara Menghindari TSS

  • Pastikan untuk mengganti pembalut paling lama setiap 4 jam
  • Jika terjadi ruam atau luka iritasi ketika menstruasi, bersihkan luka, dan tutuplah dengan perban. Ganti perban setiap hari.
  • Pastikan luka tidak mengalami tanda infeksi seperti; pembengkakan, nyeri, atau kemerahan.

Jika gangguan berlanjut, jangan segan memeriksakan diri ke dokter. TSS adalah gangguan kesehatan yang mudah diatasi - jika sejak awal ditangani secara tepat - sehingga tidak menyebabkan gangguan reproduksi yang lebih serius.

Photo by RODOLFO BARRETO on Unsplash