A - Z Tentang PMS

A - Z Tentang PMS

2 menit baca

Keluhan yang dialami perempuan menjelang menstruasi telah tercatat sejak masa Yunani kuno. Tetapi, hal tersebut baru dianggap sebagai gangguan kesehatan pada 1931 dan baru pada tahun 1953, ditetapkan istilah Pre-Menstrual Syndrome untuk menjelaskannya.

Pre-Menstrual Syndrom atau PMS, adalah gabungan gejala emosi, fisik, psikologis, yang dialami perempuan setelah masa subur dan berakhir ketika darah menstruasi keluar. Gangguan emosi yang paling sering dialami adalah depresi, sedih, dan mudah marah. Sedangkan gejala fisik yang paling umum adalah lelah, kembung, mastalgia, jerawat, dan peningkatan selera makan.

Seberapa umumkah PMS? Sekitar 80% perempuan mengeluhkan alami PMS setiap menjelang mensturasi. Tetapi hanya 20% - 30% yang sungguh-sungguh mengalami PMS, dan sekitar 2% - 6% mengalami PMS berat yang secara medis dikategorikan sebagai PMDD, Pre-Menstrual Dysphoric Disorder yaitu PMS yang disertai rasa nyeri hebat.

Kapan PMS Ditemukan? Perubahan suasana hati yang terjadi menjelang menstruasi telah terdeteksi sejak masa Yunani kuno. Tetapi, hal tersebut baru dianggap sebagai gangguan kesehatan pada 1931. Dan baru pada tahun 1953, digunakan istilah Pre-Menstrual Syndrome untuk menjelaskannya.

Mengapa PMS terjadi? PMS menjadi sebuah misteri karena gejala yang terlihat saat seorang mengalami PMS sangat beragam, sehingga sulit didiagnosa. Telah disepakati bahwa PMS terjadi karena reaksi tubuh terhadap fluktuasi hormon reproduksi yang terjadi.

Apa sajakah gejala yang terkategori sebagai PMS? Terdapat berbagai gejala yang berhubungan dengan PMS, dan seorang bisa mengalami gejala yang bervariasi dari satu siklus ke siklus yang lain. Gejala yang paling nyata berhubungan dengan emosi, adalah: Marah, Sensitif, Cemas, Tegang, Depresi, Menangis, dan moody. Sedangkan gejala fisik yang paling umum dialami adalah: Kelelahan, Kembung, Berat tubuh bertambah, Payudara sensitif, Jerawat, Gangguan tidur, Peningkatan selera makan.

Bagaimana melakukan diagnosa PMS? Cara paling baik mendeteksi PMS adalah menggunakan catatan yang dibuat sendiri dari bulan ke bulan. Jika gejala yang sama berulang setiap kali menjelang menstruasi, maka kondisi ini adalah PMS dan sangat wajar. Mencatat berbagai hal tentang menstruasi sebenarnya bukan hanya untuk memantau PMS, namun bisa membuat kita lebih mengerti tentang kesehatan reproduksi kita.

Adakah gejala penyakit lain yang mirip PMS? Ada, yaitu; depresi, idiopathic edema (pembengkakan akibat tubuh kekurangan cairan), kelelahan, hypothyroidism, gangguan saluran pembuangan.

Bagaimana memastikan PMS dari gejala penyakit lain? Cara paling tepat membedakan PMS dari gejala penyakit lain adalah memastikan jika gejala tersebut hilang setelah menstruasi, dan baru kambuh menjelang menstruasi lagi. Sebaliknya jika gejala tersebut masih berlanjut setelah PMS, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Adakah cara mengatasi PMS? Cara mengatasi PMS bisa dilakukan dari berbagai tahapan. Dari yang paling serius seperti menganalisa gejala, kemudian mengonsumsi obat tertentu; hingga mengubah pola hidup;

  • Rutin berolahraga
  • Mengurangi konsumsi garam menjelang menstruasi
  • Membatasi kafein
  • Berhenti merokok
  • Mengurangi asupan alkohol
  • Mengurangi asupan gula

Semua perubahan gaya hidup itu disarankan dan bisa membantu mengatasi berbagai PMS yang dialami perempuan. Lebih jauh lagi penelitian menemukan bahwa tambahan Vitamin B6, Vitamin E, Kalsium dan Magnesium juga bisa membantu mengatasi PMS.

Photo by Kalinovskiy on Freepik