Pikir Seribu Kali Sebelum Pilih Aborsi!

Pikir Seribu Kali Sebelum Pilih Aborsi!

1 menit baca

Proses menghentikan kehamilan bisa dilakukan pasangan karena berbagai alasan. Hal yang tidak disadari adalah dampaknya pada kesehatan secara umum.

Tidak semua kehamilan disambut baik, terutama ketika kehamilan terjadi di luar rencana. Pasti akan dicari upaya untuk menghentikan atau menggugurkannya. Salah satu jalan keluar yang kerap dipilih adalah aborsi.

Dalam istilah medis, aborsi adalah penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.

Mengapa aborsi?
Ada banyak alasan mengapa perempuan melakukan aborsi. Tak hanya alasan karena kehamilan dilakukan karena seks di luar nikah. Pasangan yang telah menikah pun banyak yang melakukannya, dan memiliki berbagai alasan. Antara lain; alasan ekonomi, jumlah anak yang sudah terlalu banyak, atau takut di PHK karena kontrak kerja.

Dampak fisik & psikis
Sayangnya, tidak semua perempuan memahami risiko yang akan dialami jika mereka melakukan aborsi. Tak hanya kesehatan dan keselamatan jiwa yang terancam; secara psikis pun perempuan akan merasakan dampak yang sangat hebat. Pascaaborsi, perempuan kerap mengalami "Post-Abortion Syndrome" (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS dengan gejala sebagai berikut:
1. Merasa rendah diri
2. Berteriak-teriak histeris
3. Mimpi buruk berkali-kali tentang bayi
4. Ingin melakukan bunuh diri
5. Mencoba berbagai jenis obat penenang
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
7. Perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

Sedangkan risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dialami perempuan yang melakukan aborsi, seperti yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd, dalam bukunya Facts of Life adalah:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim robek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang memicu kecacatan pada janin yang dikandung berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada perempuan)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan pendarahan hebat pada proses kelahiran yang berikut
11. Mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim.

Photo By Maria Oswalt On Unsplash