Mitos VS Fakta Menstruasi

Mitos VS Fakta Menstruasi

1 menit baca

Menstruasi adalah proses khas yang hanya dialami perempuan. Tak heran menjadi istimewa sehingga cenderung terlalu "diindungi".

Mentruasi adalah salah satu kejadian alamiah yang dialami perempuan dan masih "terikat" pada banyak larangan dan pantangan. Larangan-larangan itu sampai pada kita secara lisan dan turun-temurun. Pantaslah jika kemudian banyak penjelasan yang hilang, atau tidak tersampaikan secara tepat. Atau bahkan semakin jauh dari esensinya. Coba kita bedah satu-satu larangan itu…

Menstruasi membuat tubuh lemah.
FAKTA: Hasil penelitian menyebutkan bahwa rata-rata saat menstruasi, darah yang dikeluarkan oleh tubuh hanyalah 50-150 ml, atau sekitar 4 – 6 enam sendok. Jadi tidak benar kalau tubuh melemas hanya karena darah yang keluar saat menstruasi. Tetapi jikapun terasa lemas, mungkin karena ada gangguan fisik lain.

Menstruasi = sakit
FAKTA: Menstruasi adalah proses wajar yang dialami perempuan pada masa produktif. Menstruasi menandakan bahwa sistem reproduksi berlangsung normal, dan seorang perempuan dalam keadaan sehat.

Softdrink dapat melancarkan menstruasi
FAKTA: Hingga saat ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa softdrink dapat melancarkan menstruasi.

Dilarang berenang saat menstruasi
FAKTA: Selama memakai pembalut dan tidak merasa risih, berenang saat menstruasi sebenarnya tidak dilarang. Tetapi karena pada saat menstruasi kontraksi otot perut sedang sangat intens, maka sangat mungkin terjadi kram otot. Jika hal ini terjadi, segeralah berhenti berenang.

Menstruasi yang normal berlangsung seminggu
FAKTA: Secara medis menstruasi yang normal berlangsung antara 3–10 hari. Jika kurang atau lebih dari jumlah hari tersebut, barulah terkategori tidak normal.

Dilarang minum air dingin dan es saat menstruasi
FAKTA: Sesungguhnya air dingin tidak memiliki efek apapun saat menstruasi. Terutama efek menghambat aliran darah. Selama tidak merasakan sakit ataupun perut kembung, minum air es sah-sah saja.

Photo by Life for stock on Freepik