
Mitos Tetang Kanker Payudara
Kesadaran tentang kanker payudara relatif tinggi dibandingkan jenis kanker lain. Namun, masih saja selalu ada informasi tidak tepat yang dipercaya.
Seiring kian banyak informasi yang tersedia tentang kanker payudara, gangguan kesehatan ini menjadi tidak lagi tabu diperbincangkan. Sekalipun demikian, masih saja beredar informasi yang tidak tepat dan menjadi penghalang deteksi dini bahkan pengobatan seseorang yang mengalami kanker jenis ini. Agar tak terperangkap info keliru, lengkapi pengetahuan Anda dengan informasi yang tepat.
Kanker payudara selalu disertai benjolan.
Pada banyak kasus, seorang perempuan terdeteksi mengalami kanker saat melakukan mammogram, sekalipun tidak terdapat benjolan di payudaranya. Gejala kanker tidak selalu berupa benjolan, penebalan atau pembengkakan payudara, kemerahan atau pengelupasan di sekitar puting, kerutan pada kulit, puting yang masuk ke dalam, cairan keluar dari puting bukan pada periode menyusui, nyeri, dan perubahan ukuran atau bentuk payudara perlu diwaspadai. Tetapi sebaliknya saat Anda melakukan sadari dan menemukan benjolan, jangan panik—sebagian besar benjolan itu jinak.
Kanker payudara 100% dapat disembuhkan.
Jenis kanker ini adalah kanker paling umum kedua yang dialami perempuan – setelah kanker kulit - dan jenis kanker kedua paling banyak mengambil nyawa pada perempuan, setelah kanker paru-paru. Seiring meningkatnya kesadaran tentang kanker ini, angka kematian bisa ditekan menjadi 40% karena deteksi dini dan terapi hormonal, juga pengobatan yang tepat.
Kanker payudara hanya menyerang payudara.
Kanker payudara dapat menyebar dan jenis protein yang dihasilkannya bisa menyebabkan sel kanker tumbuh di organ lain. Jenis yang paling umum, terhitung 70 - 80% kasus, adalah karsinoma duktal invasif, yang dimulai di saluran ASI dan kemudian menyebar.
Tidak perlu cemas jika tidak ada riwayat keluarga.
Sekitar 85% perempuan yang terkena kanker payudara tidak memiliki kerabat dekat dengan riwayat penyakit tersebut. Setiap perempuan berisiko mengidap kanker payudara, karenanya perlu memeriksakan secara teratur kondisi kesehatan payudaranya. Sekalipun demikian faktor riwayat keluarga relatif penting karena adanya gen yang bermutasi, yaitu gen BRCA1 dan BRCA2, yang meningkatkan risiko seorang perempuan mengalami kanker payudara.
Kanker payudara tidak bisa dicegah
Para ahli memastikan gaya hidup sebagai elemen dominan memicu kanker payudara. Mengendalikan berat badan dengan rutin berolahraga; meminimalkan konsumsi alkohol dan tembakau adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa berkeringat secara teratur dapat menurunkan risiko kanker payudara sebesar 10 - 20%, bahkan pada perempuan berisiko tinggi sekalipun.
- Topik Lainnya
- Kanker Payudara
- Mitos
- Kesehatan Payudara