
Mitos Tentang Ukuran Payudara
Payudara dikelilingi berbagai mitos, salah satunya adalah tentang ukuran. Payudara berukuran besar dikabarkan memroduksi lebih banyak ASI, namun rentan alami kanker.
Ada dua hal yang sering diperdebatkan tentang ukuran payudara di antara perempuan. Hal yang pertama, ukuran payudara yang besar cenderung lebih banyak menghasilkan ASI, dan ukuran payudara yang besar lebih rentan mengalami kanker.
ASI dipengaruhi hormon
Hal utama yang perlu dipahami adalah bahwa ukuran payudara ditentukan oleh lapisan jaringan lemak, jadi, semakin banyak lemak seorang perempuan, akan semakin besar ukuran payudaranya.
Sedangkan produksi ASI pada dasarnya dipengaruhi oleh hormon. Dari berbagai hasil penelitian diketahui bahwa dalam kondisi kesehatan ibu menyusui yang normal, frekuensi menyusui yang tinggi, justru akan meningkatkan produksi ASI. Sebaliknya hal yang menyebabkan terhambatnya produksi ASI, bukanlah ukuran payudara, melainkan faktor kelelahan fisik, stres dan depresi yang umumnya dialami ibu setelah melahirkan.
Ukuran tak meningkatkan risiko kanker
Di sisi lain, para ahli penelitian menemukan bahwa ukuran payudara pun tidak berhubungan dengan risiko mengalami kanker. Sekalipun demikian, faktor yang penting untuk diperhatikan sehubungan tebalnya jaringan lemak di payudara, akibat kondisi obesitas, adalah bahwa; Lemak dapat memicu produksi kadar hormon estrogen yang berlebih. Kondisi estrogen yang tidak seimbang ini meningkatkan risiko kanker pada seorang perempuan.
Karenanya, para ahli menghimbau agar perempuan selalu melakukan pemeriksaan payudara sendiri, setipa bulan, setelah menstruasi untuk memastikan tidak adanya gejala-gejala yang perlu diperhatikan. Jadi, jangan lupa lakukan SaDaRi (perikSa payuDara sendiRi) setiap bulan!
Photo by Annie Spratt on Unsplash
- Topik Lainnya
- Ukuran Payudara
- Gejala Kanker Payudara
- SADARI