Menunda Siklus Menstruasi
Pada saat tertentu, seorang perempuan perlu menunda menstruasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan dokter, menggunakan 2 jenis pil yang masing-masing pola kerjanya berbeda.
Hingga kini, untuk memenuhi kebutuhan menunda siklus menstruasi, secara umum dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan pil Kontrasepsi, atau pil penunda menstruasi. Kedua jenis pil tersebut memiliki pola kerja yang berbeda.
Pil kontrasepsi
Proses menunda menstruasi dengan pil kontrasepsi bekerja dengan cara menunda ovulasi - proses pematangan sel telur. Biasanya pil ini dapat dikonsumsi setelah dokter memastikan siklus menstruasi dan menentukan masa subur. Pil ini dikonsumsi beberapa saat sebelum masa subur. Biasanya setelah 21 hari mengonsumsi pil, barulah menstruasi dialami kembali.
Dampak yang dialami setelahnya, menstruasi cenderung tidak teratur selama beberapa siklus. Hal ini berhubungan dengan hilangnya dampak hormon tambahan akibat pil kontrasepsi.
Pil penunda menstruasi
Jenis pil ini bekerja lebih cepat dibandingkan pil kontrasepsi. Tanpa perlu menghitung masa subur, pil penunda menstruasi dapat segera bekerja sesaat setelah dikonsumsi. Saat ini, penggunaan pil penunda menstruasi lebih disarankan oleh para dokter, karena cenderung tidak menyebabkan dampak keseimbangan hormonal setelah dihentikan penggunaanya.
Sekalipun demikian secara umum para ahli kesehatan reproduksi mengingatkan bahwa menstruasi adalah siklus alamiah, yang sebaiknya tidak terlalu sering dihambat. Penundaan yang dilakukan berulang dalam waktu relatif singkat, pada dasarnya tetap memengaruhi kesehatan reproduksi.
Photo by Brett Jordan on Unsplash
- Topik Lainnya
- Tunda Menstruasi
- Siklus Menstruasi
- Kontrasepsi