
Menghadapi Situasi Diskriminatif
Perlakuan diskriminatif tak selalu berupa perbedaan warna kulit. Perilaku sehari-hari yang tidak adil karena berbeda keyakinan, gender, atau orientasi seksual juga terkategori sebagai aksi diskriminatif. Jangan biarkan aksi ini mengganggu kehidupan kita.
Tidak mudah menjelaskan alasan seseorang memperlakukan orang lain berbeda, dengan konotasi kasar atau merendahkan. Tetapi jika diulik hingga ke dasarnya, para ahli kesehatan perilaku menemukan bahwa seseorang cenderung berlaku diskriminatif karena ketakutan dan pemahaman yang keliru tentang sesuatu.
Di sisi lain aksi diskriminatif berdampak merusak, sekalipun kita tidak menjadi target perilaku tersebut. Sekadar menjadi saksi aksi diskriminatif saja sudah bisa menyebabkan kondisi trauma dan stres. Hal inilah yang menyebabkan para ahli kesehatan jiwa menyarankan agar setiap orang mencari cara yang sehat untuk bisa bersiasat menghadapi situasi diskriminatif yang dialami sehari-hari.
- Tonjolkan kelebihan. Cara paling strategis melawan tindakan diskriminatif adalah menemukan kelebihan diri sendiri, sehingga termotivasi untuk sukses dan menggunakannya sebagai bukti menepis pandangan-pandangan buruk.
- Mendapatkan dukungan. Tindakan diskriminatif dapat memutarbalikan pandangan dan sistem nilai seseorang. Kondisi ini menyebabkan orang yang menjadi sasaran tindakan diskriminatif merasa bersalah atau tidak cukup baik. Jangan segan menceritakan pengalaman ini pada keluarga dan sahabat. Mereka adalah orang terdekat yang bisa membantu mengingatkan kemampuan, kelebihan dan keunikan kita sebagai individu
- Berpikir jernih. Menjadi sasaran aksi diskriminasi bisa membangkitkan berbagai emosi negatif, seperti; marah, sedih dan malu. Bahkan bisa memicu gejala fisik, antara lain; peningkatan tekanan darah, detak jantung dan suhu tubuh. Jika Anda ingin bereaksi ketika menghadapi peristiwa ini, periksa kondisi tubuh dan atur napas sehingga tubuh relaks dan Anda bisa berpikir lebih jernih untuk merespons peristiwa yang dialami.
- Jangan diam saja. Saat mengalami peristiwa diskriminatif, karena tidak tahu cara yang tepat untuk menghadapinya seseorang cenderung diam, sekalipun sebenarnya ingin protes. Namun peristiwa itu dipikirkan berulang-ulang sehingga membentuk trauma, stres dan ketegangan. Sangat disarankan agar kejadian yang dialami dibahas; ini adalah langkah meredakan trauma, dan pengayaan sehingga jika terjadi lagi, kita sudah dapat bereaksi secara tepat.
- Bantuan profesional. Jika perlakuan diskriminatif telah menyebabkan tekanan dan trauma, sangat disarankan agar kita mencari ahli yang dapat membantu kita memahami kejadian yang dialami, sehingga terlepas dari stres dan trauma.
- Topik Lainnya
- Diskriminatif
- Tips Mengatasi
- Selfcare