Menghadapi Omicron

Menghadapi Omicron

1 menit baca

Kemunculan varian baru virus COVID-19 ini kembali bikin gaduh. Informasi yang beredar menyatakan jenis ini tak ganas, namun menyebar cepat.

Tepat Februari 2022 ini kita di Indonesia genap dua tahun merasakan dampak “kegesitan” virus COVID-19. Setelah dibuat panik akibat sebaran varian Delta di pertengahan tahun 2021, sampai ketersediaan ruang di RS menyentuh angka 0 alias tak tersedia;  di awal tahun 2022, setelah beberapa saat mereda, jenis virus terkini - hasil mutasi COVID-19 – yang dinamai Omicron kembali bikin panik, karena dalam sekejap angka infeksi dilaporkan meningkat.

Para ahli kesehatan bahkan mengingatkan bahwa ada risiko besar setiap orang mengalami paparan virus kali ini, karena daya sebar yang lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Wajar jika kemudian muncul pertanyaan, apakah jika seseorang sudah terinfeksi COVID-19 sebelumnya, bisa sakit lagi karena paparan Omicron?

Kondisi seseorang terpapar virus, sakit, sembuh, kemudian mengalami paparan virus yang sama dan sakit lagi, dikenal dengan istilah reinfeksi – atau infeksi ulangan. Berdasarkan penjelasan lembaga-lembaga kesehatan terkemuka di dunia, hal ini sangat mungkin terjadi.

CDC, lembaga kesehatan milik pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan penjelasan bahwa imunitas yang didapatkan seseorang setelah sembuh dari infeksi virus COVID-19, atau yang mendapatkan vaksinasi lengkap, sebenarnya hanya benar-benar berperan aktif selama 6 bulan. Setelah periode tersebut, cenderung sulit untuk dipastikan.

Menurut Profesor William Schaffner, MD ahli di bildang ahli penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine, AS, ada beberapa hal yang bisa memengaruhi tingkat keparahan seseorang mengalami reinfeksi COVID-19. Antara lain;

  • Tingkat keparahan infeksi yang pertama
  • Jenis varian yang menginfeksi
  • Respons kekebalan setiap orang

Lebih lanjut dijelaskan bahwa varian Omicron mengalami 34 mutasi pada protein yang digunakan virus untuk menempel pada sel tubuh manusia – hal ini membuatnya menjadi sangat menular. Faktanya terbaru dari para peneliti di Imperial College, London menjelaskan bahwa risiko infeksi ulang dengan Omicron adalah 5,4 kali lebih tinggi daripada Delta. Para peneliti secara khusus menemukan bahwa perlindungan terhadap infeksi ulang oleh Omicron dari infeksi COVID-19 di masa lalu bisa serendah 19%.

Jadi, jangan sampai kendor menerapkan prokes agar tetap sehat saat ini!

Photo by Anastasiia Chepinska on Unsplash