Mengelola ASI Perah

Mengelola ASI Perah

1 menit baca

Ibu yang akan kembali bekerja namun masih dalam periode menyusui eksklusif, perlu mengelola stok ASI perahnya. Pastikan cermat melakukannya, agar mendapatkan manfaat optimal.

Lembaga kesehatan dunia, WHO, menyarankan agar bayi mendapatkan ASI eksklusif hingga berusia 6 bulan, dan dapat dilanjutkan hingga berusia 2 tahun disertai makanan pendamping berkualitas. Hal ini bukan sesuatu yang baru, namun para ibu yang masih menjalani periode menyusui eksklusif dan harus kembali bekerja perlu mengetahui cara mengelola ASI perah yang disimpannya. Menurut dr. Tiwi, seorang spesialis kesehatan anak, sebaiknya ibu hanya menyimpan ASI perah sesuai kebutuhan bayi. Tetapi jika persediaan melimpah, ibu bisa menyimpan dan mengatur agar ASI perah terpakai secara optimal. Begini caranya:

  1. Setiap kali selesai memerah dan menampung ASI pada wadah penyimpanan, beri label yang menjelaskan tanggal dan waktu ASI diperah.
  2. Prinsip penggunaan ASI perah yang dibekukan, adalah gunakan ASI yang paling terakhir disimpan sesuai tanggal pemerahan.
  3. Simpan wadah ASI pada bagian belakang freezer atau lemari pendingin, bukan pada sisi pintu lemari pendingin.
  4. Bekukan ASI dalam kemasan bervolume 60 - 120ml, agar jika kelak digunakan dapat sekali pakai sehingga tidak terbuang.
  5. Sisakan sekitar 25mm ruang pada setiap wadah penyimpan ASI, karena ASI cenderung mengembang jika dibekukan.
  6. Saat ibu akan melakukan perjalanan dan membawa ASI perah, simpan wadah ASI di dalam cooler yang telah diberi es, dan sebaiknya dipakai dalam kurun waktu tidak lebih dari 24 jam.

Sumber: klinikdrtiwi.com

Image: healthblog.uofmhealth.org