
Mengapa Terasa Lemas Setelah Makan?
Makanan adalah bahan bakar bagi tubuh. Alih-alih merasa berenergi setelah makan, sebagian orang merasa lemas. Cari tahu alasannya.
Makanan seharusnya memberikan energi bagi tubuh. Tentulah membingungkan jika setelah makan seseorang justru lesu dan mengantuk. Hal ini relatif banyak dialami. Namun sebelum berpikir yang macam-macam, sebaiknya dipahami bahwa mengolah makanan adalah proses yang membutuhkan energi besar. Inilah yang membuat seseorang merasa lemas, karena tubuhnya menggunakan energi cukup banyak untuk mencerna makanan.
Agar mencegah penggunaan energi yang terlalu besar ini, para ahli kesehatan saluran cerna dan praktisi diet menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan berlebihan, selain mengonsumsi paduan makanan yang tepat. Jenis yang disarankan adalah karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan protein tanpa lemak ke dalam setiap makanan. Selain itu, dianjurkan mengonsumsi cukup serat untuk meminimalkan proses pencernaan makanan.
Tetapi jika hal-hal di atas telah dilakukan, dan Anda masih saja merasa lemas setelah makan, bisa jadi ada kondisi tertentu yang memicunya, yaitu:
- Mengonsumsi alkohol saat makan. Alkohol memiliki efek penenang, hal ini berarti mengonsumsi alkohol selama atau setelah makan bisa membuat seseorang merasa mengantuk. Alkohol bekerja menekan sistem pusat syaraf, menimbulkan rasa kantuk, tetapi efek penenang ini tidak bertahan lama, dan seseorang akan kembali segar. Dampaknya adalah setelah beberapa saat mengantuk, dan tertidur seseorang bisa terjaga. Jadi pastikan tidak mengonsumsi alkohol berlebih, seorang perempuan dapat melakukannya 1 kali sehari, dan lelaki boleh hingga 2 kali sehari, agar tidak memengaruhi tingkat energi.
- Makanan mengandung terlalu banyak lemak dan karbohidrat. Makanan yang mengandung banyak lemak dan karbohidrat cenderung menggugah selera. Namun setelah mengonsumsi jenis makanan ini, dampaknya adalah rasa lemas. Kondisi ini dipicu kerja hormon cholecystokinin (CCK), yang diproduksi oleh usus kecil untuk membantu tubuh memecah protein dan lemak pada makanan tersebut. Proses ini akan menyebabkan sensasi mengantuk.
- Porsi besar. Seringkali, lemas dan lelah setelah makan berhubungan dengan kuantitas makanan. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, dibutuhkan lebih banyak energi untuk mengolahnya. Jadi cobalah untuk membatasi porsi makanan, dan carilah kudapan yang tinggi protein ketika ingin mengemil di antara waktu makan.
- Gangguan kesehatan yang belum terdeteksi. Seseorang bisa merasa lelah dan lemas setelah makan jika mengalami gangguan penyerapan nutrisi dari makanan, seperti anemia. Selain itu, ketidakseimbangan hormon, sensitivitas insulin, atau idiopathic postprandial syndrome (IPS) juga bisa memicu lemas dan lesu setelah makan. IPS adalah kondisi seseorang mengalami gejala hipoglikemik (kadar gula dalam darah rendah) 2-4 jam setelah makan, dengan kondisi kadar gula normal antara 70-120mg/dl. Gejala hipoglikemia termasuk lemas, gemetar, berkeringat dan jantung berdebar, pusing dan atau serangan panik.
Di sisi lain, jika kelelahan menetap sepanjang hari, tidak mereda beberapa waktu setelah makan, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
Photo by Noahs Knight on Unsplash
- Topik Lainnya
- Lemas
- Hipoglikemia
- Gula Darah
- Makan
- Insulin