
Mengapa Selalu Terbangun pada Waktu yang Sama?
Terbangun pada waktu yang sama setiap pagi, dianggap sebagai kebiasaan. Ternyata tidak demikian.
Selalu ada saja cerita teman yang menyatakan bahwa ia bisa terbangun di pagi hari pada jam tertentu, bahkan tanpa bantuan alarm. Kita akan menganggapnya sebagai "kebiasaan". Namun benarkah demikian? Menurut para ahli tidur, tidak demikian.
Kebiasaan adalah sesuatu yang terjadi secara sadar dan suka rela, sementara terbangun setiap pagi pada saat yang sama bukanlah keputusan yang sadar dilakukan. Sebaliknya fenomena tersebut terkait pada fungsi biologis dan fisiologis; waktu tidur dan siklus sirkadian. Kedua faktor tersebut tidak sekadar memengaruhi waktu bangun pagi, tetapi juga menyebabkan seseorang terjaga di malam hari.
Waktu Tidur
Jika Anda sering terbangun pada waktu yang sama di pagi hari atau justru di tengah malam, kemungkinan besar hal itu terkait dengan fakta bahwa Anda tidur pada waktu yang hampir sama setiap malam. Jika Anda terpola untuk terbangun setelah 6 jam tidur, dan Anda selalu tidur jam 10 malam, maka Anda bisa mengharapkan akan terbangun pada jam 4 pagi, setiap hari.
Sedangkan orang yang terbangun pada saat yang sama di malam hari seringkali tidak menyadarinya. Hal ini disebabkan ada waktu antara tidur dan terjaga terdapat periode hipnogenik, periode ketika pola otak berubah dan kesadaran terpecah. Pada saat hal ini biasanya seseorang terbangun, bisa sekadar berguling dan kembali tertidur pulas. Jika Anda tidak melihat jam, maka Anda tidak akan tahu kapan hal itu terjadi. Secara khusus, terbangun di malam hari selalu diikuti dorongan untuk tidur kembali. Karenanya, seseorang hanya sangat sebentar terbangun dan tidak menyadarinya.
Siklus Sirkadian
Siklus sirkadian menggambarkan berbagai proses yang terjadi selama 24 jam. Tentu saja termasuk waktu seseorang tidur dan terjaga, fluktuasi suhu tubuh, dan produksi hormon yang mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Siklus sirkadian diatur oleh bagian otak yang disebut Suprachiasmatic nucleus. Fungsinya dikendalikan oleh fluktuasi terang-gelap di lingkungan, yang dapat dideteksi oleh otak karena cahaya menembus kelopak mata.
Paparan ringan, terutama sinar matahari pagi, sangat memengaruhi siklus ini. Hal ini juga memicu keteraturan waktu tidur yang sangat ketat; waktu mulai tidur, dan pola bangun di tengah malam. Sebagai bagian dari siklus sirkadian, ada proses fisiologis lain, yaitu dorongan homeostatik yang mengatur dimulainya waktu tidur seseorang. Dorongan homeostatik terjadi karena akumulasi hormon di otak, termasuk adenosin yang mengatur pola tidur. Ketika kadarnya meningkat, seseorang akan menjadi sangat mengantuk. Pada dasarnya tidur, adalah cara membersihkan sisa metabolisme yang menyebabkan gangguan, saat tidur terjadi berbagai perbaikan sel, termasuk mengembalikan fungsi optimal jaringan otak
Faktor lain yang penting
Di luar pola tidur normal yang dan waktu tidur yang konsisten, siklus sirkadian dan tahapan tidur alami, ada beberapa faktor lain yang berkontribusi menyebabkan seseorang terbangun, antara lain:
'1. Suara bising
'2. Suhu ruangan yang panas
'3. Perangkat digital yang digunakan berlebihan sehingga mengganggu sistem syaraf
'4. Insomnia dan penyakit yang bergejala pada malam hari
'5. Kebiasaan berkemih di malam hari, terutama pada orang tua, pasien yang mengidap infeksi saluran kemih, seseorang dengan kandung kemih terlalu aktif, atau pria yang menderita pembesaran prostat
'6. Gangguan tidur seperti sleep apnea
Sementara kebanyakan orang tidak menyadari dirinya terbangun di malam hari, ada orang yang secara rutin terbangun dan tidak dapat tertidur lagi. Untuk menghindari hal ini, bentuk pola tidur yang baik: tidur pada waktu yang sama setiap malam, hindari kafein dan makanan ringan tiga jam sebelum tidur, dan mematikan perangkat digital satu jam sebelum tidur.
Photo by Danielle MacInnes on Unsplash
- Topik Lainnya
- Bangun pagi
- Siklus Sirkadian
- Tidur