Menemukan Kontrasepsi yang Tepat

Menemukan Kontrasepsi yang Tepat

3 menit baca

Mengambil keputusan tentang metode perencanaan keluarga yang tepat bukanlah perkara mudah. Karena saat ini, tersedia banyak pilihan alat dan metode.

Bingung saat akan menentukan alat kontrasepsi yang cocok untuk Anda dan pasangan? Mengambil keputusan tentang metode perencanaan yang tepat bukanlah perkara mudah. Namun jangan kuatir, Anda bukanlah satu-satunya pasangan yang mengalaminya. Apalagi jika Anda baru menikah atau belum punya pengalaman berKB sebelumnya.

Saat ini, tersedia banyak pilihan alat dan metode kontrasepsi yang dapat dipilih. Semua pilihan tergantung pada Anda, tentu saja tanpa mengenyampingkan aspek kesehatan. Pastikan Anda dan pasangan mendapatkan informasi yang benar seputar kontrasepsi, termasuk plus minusnya agar mantap membuat keputusan.

A. Sterilisasi
Pencegahan kehamilan ini dilakukan dengan cara mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.

B. Teknik

  • Coitus Interruptus (sanggama terputus). Metode ini merupakan pemutusan rantai sanggama. Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Tingkat efektivitas metode ini sebesar 75-80%. Risiko kegagalan terjadi jika ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang, atau terlambat menarik penis keluar.
  • Sistem kalender (pantang berkala). Tidak bersanggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Hati-hati menggunakan metode ini karena efektivitasnya hanya 75-80%. Faktor yang dapat memperbesar risiko kegagalan adalah; salah menghitung masa subur (saat ovulasi), siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
  • Prolonged lactation atau menyusui. Selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi jika seorang ibu hanya menyusui kurang dari 6 jam sehari, kemungkinan kehamilan cukup besar.

C. Mekanik

  • Kondom. Efektif 75-80%. Terbuat dari lateks, kondom diproduksi untuk lelaki dan perempuan serta berfungsi sebagai pemblokir/ barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak awal sanggama atau terlambat
    menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini: Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam, membutuhkan waktu untuk pemasangan, mengurangi sensasi seksual.
  • Spermatisida. Bahan kimia aktif yang 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari 6 jam setelah senggama.
  • Vaginal diafragma. Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang berfungsi menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum sanggama. Alat ini cenderung tidak efektif, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%.
    Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat sanggama, atau terlalu cepat dilepas (kurang dari 8 jam ) setelah sanggama.
  • IUD (Intra Uterine Device), contohnya spiral. Terbuat dari bahan polyethylene (ada yang dilengkapi dengan logam, umumnya tembaga (Cu)) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
  • IUS (Intra Uterine System) adalah bentuk kontrasepsi yang menggunakan hormon progesteron sebagai pengganti logam. Cara kerja IUS sama dengan IUD yang berbahan tembaga, namun IUS memiliki lebih banyak kelebihan, yaitu tidak nyeri dan kecil kemungkinan menimbulkan pendarahan, menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
  • Tissue KB. Merupakan alat kontrasepsi yang bersifat lokal seperti kondom. Prinsip kerja adalah mengubah sifat lendir vagina, sehingga tidak positif bagi sperma. Bahan yang berperan aktif adalah spermatisida (senyawa kimia 'pembunuh' sel sperma) yang terkandung di dalamnya. Alat kontrasepsi yang juga dikenal dengan istilah bilas vagina ini dipakai 5-10 menit sebelum bersenggama.

D. Hormonal
Kontrasepsi hormonal berfungsi mencegah kehamilan karena dapat menghambat ovulasi. Kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ada 4 jenis kontrasepsi hormonal ini:

  • Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC/Oral Contraception). Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron.
  • Suntik. Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
  • Susuk KB (Implan). Cara kerjanya, batang susuk ini dimasukkan dibawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil. Tersedia 3 macam susuk KB terdiri yang terdiri dari 1 batang, 2 batang dan 6 batang. Sangat efektif untuk masa 3 tahun ( untuk jenis 1 dan 2 batang ) dan 5 tahun (untuk jenis 6 batang).
  • Koyo KB (Patch). Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.

Photo by Reproductive Health Supplies Coalition on Unsplash