
Mendeteksi Ovulasi
Cenderung sulit memastikan masa subur jika siklus menstruasi tidak teratur. Kenali beberapa metode agar bisa menentukannya dengan tepat.
Waktu adalah faktor yang sangat berperan sehubungan dengan perencanaan pembuahan, pada perempuan. Hal ini disebabkan karena 1 sel telur matang yang siap untuk dibuahi, hanya bertahan 24-36 jam setelah ovulasi (dilepaskan oleh indung telur). Sebaliknya, sel sperma lelaki setelah masuk ke dalam ke dalam saluran vagina, kemudian memasuki saluran reproduksi, bisa bertahan 3-4 hari.
Atas dasar fakta inilah, para ahli menyarankan agar pasangan suami-istri yang sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya melakukan hubungan intim sejak 3-4 hari sebelum masa ovulasi, dan melakukannya hingga 1 hari setelah ovulasi. Tetapi kapankah ovulasi atau masa subur itu berlangsung? Bagaimana cara seorang perempuan mengetahui ia akan, atau sedang ovulasi? Terlebih lagi jika siklus menstruasinya tidak teratur?
Hingga kini diketahui ada 4 metode untuk menentukan ovulasi, yaitu:
Mengukur Body Basal Temparature (BBT). Suhu basal tubuh, adalah titik terendah temperatur tubuh seseorang setiap hari, dan memengaruhi hormon-hormon yang berperan penting dalam ovulasi. Hanya beberapa saat sebelum sel telur dilepaskan, BBT seseorang akan turun 0.5 derajat dibandingkan suhu tubuh normal, kemudian akan naik kembali setelah ovulasi. Jika ingin menggunakan metode ini, maka setiap hari disarankan untuk memantau perubahan suhu tubuh selama 1-2 bulan, mencatatnya, dan ketika terjadi penurunan suhu tubuh, inilah masanya mengoptimalkan pembuahan.
Memantau Sifat Cairan Vagina. Hanya beberapa saat sebelum ovulasi, cairan vagina akan terlihat berubah. Dibandingkan biasa, produksi cairan vagina meningkat, terlihat bening, dan agak lengket. Jika disentuh, akan terasa kenyal seperti karet - gejala ini dikenal sebagai spinbarket. Jika cairan vagina terlihat seperti ini, segera periksa BBT, maka dengan tepat Anda bisa memastikan masa subur.
Alat Uji Masa Subur. Alat ini dapat ditemukan bebas di apotek, dan penggunaannya mirip dengan ala uji kehamilan, dicelupkan atau ditetesi urin. Proses kerja alat ini cenderung mirip testpack kehamilan, yaitu mendeteksi perubahan hormon dalam urin yang menandakan telah dilepaskannya sel telur matang. Alat uji ini bisa mendeteksi masa subur sejak H-2, jika hasil alat uji ini positif, biasanya terjadi perubahan warna pada strip uji, maka pasangan disarankan untuk melakukan hubungan intim, sejak hari itu, hingga 3 hari kemudian.
Pendeteksi Ovulasi. Harga alat ini tidak semurah testpack kesuburan. Di US, harga alat ini dijual $200 - 400, atau kira-kira Rp1.900.000 - 3.800.000. Tetapi alat pendeteksi masa subur ini diketahui sangat akurat dan bermanfaat. Alat pendeteksi ovulasi ini sekilas terlihat seperti jam tangan, dan bekerja mendeteksi perubahan kimia pada kulit, untuk mengindikasikan masa subur. Pendeteksi ovulasi dapat mengidentifikasi ovulasi sejak H-4.
So, Anda merasa lebih tepat menggunakan metode yang mana untuk mendeteksi ovulasi Anda?
- Topik Lainnya
- Menentukan Ovulasi
- Masa Subur
- Kesehatan Reproduksi