Kisah Thomas Alva Edison menemukan bola lampu adalah legenda. Dalam catatan sejarah sang penemu - dengan optimis - menjelaskan bahwa ia telah mempelajari 1000 cara untuk tidak menciptakan bola lampu, sebelum berhasil. Entah berasal dari mana keteguhan hatinya, tetapi ia tanpa ragu menyikapi 1000 kali kegagalan itu dengan terus berusaha. Berkaca dari pengalaman Tuan Edison, maka para psikolog meresepkan beberapa hal penting yang bisa menjadi acuan kita untuk memanfaatkan kegagalan.

1. Kegagalan adalah guru terbaik. Kegagalan yang dialami akan terpatri sangat dalam sehingga kita ingat dan tentunya tak akan melakukan kesalahan yang sama. Kita akan mempelajari kondisi yang kita alami, menemukan faktor-faktor penentu, sehingga mampu merumuskan langkah yang lebih baik.
   
2. Kegagalan menciptakan kebijaksanaan. Saat bercerita tentang ketidakberhasilan, maka kita membagikan pelajaran hidup. Pengalaman yang memperkaya pemahaman. Hidup yang kaya pengalaman tentunya akan terlihat lebih menarik.
   
3. Kegagalan adalah peluang menghimpun kekuatan. Menceritakan kegagalan membutuhkan kerendahan hati dan ketabahan, karena kita akan menerima berbagai respons. Hal inilah yang akan menjadikan kita semakin kuat. Selain itu jika ada orang lain yang mengalami hal serupa, kisah kita akan memberi mereka kekuatan, harapan, dan mendorong untuk berbuat lebih baik.
   
4. Kegagalan memberi ruang untuk maju. Saat kita tidak berhasil, maka posisi kita berada tidak lagi di tempat semula, cenderung mundur. Berarti ada ruang yang tercipta di depan kita untuk dijalani. Kita bisa melangkah maju dengan lebih baik; lebih kuat; lebih bijak.

Tentulah tidak sesederhana menghitung 1, 2, 3, 4 ketika kita berusaha mengubah pandangan terhadap kegagalan yang kita alami. Tapi setidaknya kita tahu bahwa gagal pun bermanfaat. Jika baru sekali jangan patah arang. Thomas Alva Edison mengalami kegagalan 1000 kali!

Photo by Nathan Dumlao on Unsplash