
Mathca, Teh Hijau dari Jepang
Matcha memang berbahan dasar teh hijau, namun ada beberapa hal penting yang membedakannya dari teh hijau biasa.
Teh hijau adalah salah satu minuman popular. Dinikmati bersama roti lapis saat tea time di Inggris, atau menjadi bagian chanoyu - upacara minum teh - di Jepang; sensasi relaksasi dan rasa floral teh hijau yang sangat halus menjadi keunikan yang digemari.
Di dunia ini dikenal beragam teh hijau. Proses pemanenan dan pengolahan di setiap tempat - menjadikan teh hijau sebagai produk khas dan unik. Namun di antara berbagai jenis teh hijau yang dikenal, Matcha - teh hijau asal Jepang - diketahui sangat menarik perhatian. Tidak berbeda dari teh hijau lain, Matcha berasal dari daun tumbuhan Camellia sinensis atau kita kenal luas sebagai teh.
Sedikit berbeda dari produk teh hijau lainnya, pohon teh yang akan diolah menjadi Matcha senantiasa tumbuh terlindung dari paparan langsung sinar matahari. Kondisi ini mendorong daun memroduksi lebih banyak klorofil. Sebagai akibatnya, daun teh berwarna lebih gelap, mengandung lebih banyak nutrisi dan memiliki rasa juga aroma yang lebih "kaya".
Alhasil Matcha tak sekadar memiliki semua manfaat teh hijau, melainkan menawarkan manfaat itu berkali-kali lipat. Para peneliti menemukan bahwa kandungan antioksidan teh hijau yang dikenal sebagai catechin terkandung 137 kali lipat di dalam Matcha, demikian juga kadar L-theanine, sejenis asam amino khas yang hanya ada di teh. Jenis asam amino inilah yang menyebabkan seseorang merasa relaks dan bebas stres setelah menyesap Matcha.
Bersamaan dengan kandungan klorofil dan antioksidan yang lebih banyak, kandungan kafein Matcha juga lebih besar dibandingkan teh hijau biasa. Sekalipun tidak membahayakan, para ahli menyarankan agar tidak mengonsumsi Matcha berlebihan, karena bisa memicu efek "terlalu" waspada, alias cemas.
Photo by Matcha & CO on Unsplash
- Topik Lainnya
- Nutrisi
- Teh Hijau
- Matcha
- Antioksidan