Malas Bersih-bersih Area Genital, Risiko Infeksi Jamur!

Malas Bersih-bersih Area Genital, Risiko Infeksi Jamur!

2 menit baca

Seringkali kita mengabaikan kewajiban mandi dan bersih-bersih. Padahal, kebersihan itu adalah pangkal kesehatan tubuh, termasuk kesehatan organ intim.

Pada awal kemalasan terjadi memang tidak terjadi apa-apa. Paling-paling Anda akan 'ilfil’ sendiri dengan aroma tak sedap dari area genital. Tapi ketika Anda hanyut berlarut-larut, efeknya bisa jauh lebih seram! Secara berkala, tubuh mengeluarkan cairan vagina untuk memelihara kelembapan. Makanya, jangan heran kalau Anda mendapati cairan kental berwarna bening atau putih yang melekat pada pantyliner atau pakaian dalam.

Jika warna dan aromanya masih normal maka terbilang wajar. Hanya saja, kalau terlalu lama tertampung pada pantyliner atau pakaian dalam, cairan vagina yang menumpuk tadi bisa mengundang masuknya kuman penyakit. Apalagi kalau kegiatan fisik Anda terbilang aktif sehingga tubuh memproduksi banyak keringat. Nah, perpaduan antara keringat dan cairan vagina akan menjadi ’sarang’ ideal bagi jamur dan bakteri. Terutama, jamur kandida yang paling sering menyerang organ intim perempuan.

Apa Gejalanya?
Pertama, akan keluar cairan vagina yang berbeda dari biasanya; dinamakan keputihan. Selain keluar lebih banyak, warna dan aroma cairan tidak lagi bening atau putih, melainkan berubah jadi pekat kekuningan atau bahkan kehijauan. Aromanya cenderung lebih "tajam". Vagina juga akan terasa gatal, perih, dan sakit ketika berkemih. Jika sudah mengalami gejala ini, segera pergi ke dokter.

Anda tidak perlu malu, karena menurut para ahli, seorang perempuan paling tidak pernah satu kali mengalami infeksi jamur dalam hidupnya. Kian lekas terdeteksi, makin cepat terobati. Kalau dibiarkan berlarut-larut, infeksi jamur ini bisa menyebar ke organ reproduksi lainnya dan mengakibatkan kemandulan! Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan obat antijamur. Bisa berupa obat yang diminum atau jenis obat topikal yang dimasukkan ke dalam vagina.

Lebih Baik Mencegah dari pada Mengobati
Jangan malas membersihkan organ intim. Biasakan merawat vagina menjadi bagian dari aktivitas Anda sehari-hari. Caranya:

  • Mengganti pantyliner dan pakaian dalam yang sudah lembap. Kalau bingung menentukannya, biasakan mengganti minimal setiap 6 jam sekali.
  • Membasuh vagina dengan air bersih setiap kali selesai berkemih ataupun BAB. Bersihkan dari arah depan ke belakang agar kuman dari anus tidak pindah ke vagina.
  • Mengeringkan vagina setiap kali usai dibasuh. Sisa-sisa air yang melekat bisa membuat pantyliner yang baru diganti lekas lembap.
  • Jika memakai toilet umum, pilihlah toilet jongkok ketimbang toilet duduk. Gunakan air bersih yang keluar dari kran, bukan yang tertampung di dalam ember atau bak.
  • Gunakan pantyliner berbahan lembut yang memiliki ventilasi udara baik. Untuk menghindari iritasi karena alergi, pilih tipe pantyliner sesuai dengan waktu penggunaan, gunakan pantyliner yang lembut untuk pemakaian tiap hari dan pantyliner yang berdaya serap baik untuk pemakaian awal/akhir menstruasi.
  • Kenakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Jangan pakai celana terlalu ketat sebab bisa mengakibatkan keringat keluar lebih banyak.
  • Segera ganti pakaian dan baju renang setelah selesai berolahraga.
  • Ketika sedang menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin.

Photo by Patrick Kool on Unsplash