Kram menjelang atau di awal menstruasi dikenal sebagai Primary Dismenorrhea (PDM) - nyeri menstruasi yang dialami perempuan sehat - dialami sekitar 20-90% perempuan dewasa, demikian menurut hasil penelitian. Kondisi ini rata-rata dialami seorang perempuan selama 72 jam sejak pertama dirasakan, bisa kurang ataupun lebih dari waktu tersebut.

Sebuah hasil penelitian yang dilansir jurnal Pain - terbitan ilmiah yang membahas tentang nyeri dan rasa sakit - mengatakan bahwa nyeri akibat kram menstruasi mengubah struktur otak perempuan yang mengalaminya. Penelitian tersebut dilakukan oleh para ahli dari Institute of Brain Scienec at the National Yang Ming University di Taipei, Taiwan, dan dipimpin oleh Jen-Chuen Hsieh, MD, PhD.

Dengan alat magnetic resonance imaging scan para peneliti memantau otak 32 responden perempuan yang mengalami nyeri menstruasi dan kemudian dibandingkan dengan 32 responden perempuan yang tidak pernah mengalami nyeri menstruasi. Pemeriksaan dilakukan ketika para responden sedang tidak mengalami nyeri menstruasi. Para peneliti kemudian menggunakan hasilnya untuk memetakan unsur gray matter di otak. Gray matter adalah sejenis unsur yang menyelimuti sel-sel syaraf atau neuron di dalam otak.

Diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah gray matter di area otak yang mengirimkan pesan nyeri dan mengatur mood, dan peningkatan gray matter pada bagian otak yang mengatur sensasi nyeri dan menghasilkan hormon tertentu, dibandingkan perempuan yang tidak mengalami nyeri menstruasi.

Sekalipun dampak perubahan ini belum diketahui, dari penelitian ini terindikasi bahwa otak perempuan dewasa sangat sensitif terhadap nyeri menstruasi." Langkah selanjutnya adalah melanjutkan penelitian untuk menyiasati volume gray matter pada bagian otak tersebut, agar dapat meredam nyeri menstruasi.

Semoga segera berhasil, mengingat nyeri menstruasi dapat mengganggu kualitas hidup perempuan yang mengalaminya.

Photo by Goffkein on Freepik