Kisah Sel Telur
• 1 menit baca
Memahami kondisi sel telur akan membuat kita mengerti dan melakukan tindakan yang tepat sesuai perubahan itu; terlebih jika kita merencanakan kehamilan.
Seiring pertambahan usia, tubuh mengalami kondisi degeneratif. Demikian pun sel telur, terjadi penurunan kualitas sel telur yang dimiliki seorang perempuan. Memahami kondisi sel telur akan membuat kita mengerti dan melakukan tindakan yang tepat sesuai perubahan itu; terlebih jika kita merencanakan kehamilan.
- Awal usia 20 tahun. Saat seorang perempuan lahir, di dalam tubuhnya telah "bersemayam 12.000.000 sel telur. Seiring pertambahan waktu, sel telur tersebut berkurang, dan pada awal usia 20-an hanya akan tersisa sekitar 100 - 200 ribu sel telur saja. Pada usia ini, kondisi sel telur umumnya masih sangat baik.
- Akhir usia 20-an. Sel telur mulai menurun kondisinya, namun kesempatan seorang perempuan untuk hamil tercatat masih 75% dialami pada tahun pertama pasangan merencanakan kehamilan.
- Awal usia 30 tahun. Pada usia ini, seorang perempuan kehilangan sekitar 1000 sel telur setiap satu siklus reproduksi. Akibatnya kemungkinan mengalami pembuahan dan kehamilan menjadi semakin kecil, dibandingkan usia sebelumnya.
- Akhir usia 30-an. Pada usia ini, sel telur mulai mengalami gangguan kromosom. DIketahui hanya sekitar 54% perempuan yang bisa mengalami kehamilan dalam 12 bulan pada usia ini. Selain itu, jika terjadi pembuahan, diketahui angka kejadian keguguran relatif tinggi.
- Awal usia 40 tahun. Kehamilan di usia ini memiliki risiko gangguan kromosom sel telur yang cukup tinggi, berupa down syndrome. Risiko yang dihadapi relatif besar, 1 kejadian dalam setiap 100 kehamilan.
- Setelah berusia 45 tahun. Diketahui hanya sedikit perempuan yang bisa mengalami kehamilan. Risiko down syndrome meningkat menjadi 1 di antara 30 kehamilan, akibat kondisi sel telur yang telah mengalami gangguan kromosom.
Photo By freestocks On Unsplash
- Topik Lainnya
- Sel Telur
- Ovarium
- Kesehatan Reproduksi