Kenali Perbedaan Stres vs Depresi

Kenali Perbedaan Stres vs Depresi

2 menit baca

Stres dan depresi memiliki banyak gejala yang hampir mirip, tetapi membutuhkan penanganan yang berbeda.

Stres dan depresi terlihat dan terasa sangat mirip. Beberapa gejala umum yang sama adalah kesulitan tidur, kehilangan selera makan, sulit berkonsentrasi, tidak fokus melakukan aktivitas sehari-hari, serta perubahan suasana hati. Secara fisik, stres dan depresi juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh, yaitu inflamasi pada bagian tubuh tertentu.

Berdasarkan penelitian Philip Muskin, profesor psikiatri di Universitas Columbia, mengatakan bahwa stres dan depresi secara biologi tidak sama, tetapi memiliki banyak kesamaan. Pada pasien depresi, perubahan di otak mereka mirip dengan stres kronis. Perlu diketahui, jika stres kronis tidak diobati, maka dapat menyebabkan depresi. Misalnya, seseorang yang mengalami tekanan berat selama masa kecil, akan sering merasakan stres kronis saat dewasa. Kemudian, ia berpotensi lebih tinggi untuk depresi, dibandingkan orang lain.

Berikut adalah cara membedakan antara stres dan depresi.

Stres bersifat sementara

Ada perbedaan yang jelas, yaitu stres bisa datang dan pergi. Contoh, Anda mengalami stres saat bekerja di siang hari, tetapi Anda kembali bahagia ketika menikmati me-time di malam hari. Contoh lain, jika ada hal bahagia, seperti orang yang disayang datang berkunjung, seketika stres Anda hilang. Anda merasa bahagia pada saat itu, meskipun mungkin kembali stres setelah mereka pergi.

Sedangkan depresi bisa berlangsung bertahun-tahun. Bagi orang depresi, mereka tidak dapat merasa bahagia walaupun sekejap. Bahkan ketika mereka tahu seharusnya ada hal yang bisa membuat mereka bahagia. Depresi klinis tidak datang dan pergi.

Jadi, apa pengobatan untuk stres? Philip Muskin menyarankan untuk menguranginya dengan melakukan olahraga, meditasi, hobi, hingga memiliki benda-benda pereda stres (klik di sini). Terpenting, ketika Anda mengetahui sumber stres, maka selalu sadar agar tidak hanyut dalam stres.

Depresi adalah penyakit

Bagi orang depresi, meskipun upaya dalam mengurangi stres dapat membantu, namun tak akan menyembuhkan. Pada tingkat depresi tertentu, hanya obat-obatan yang dapat bekerja lebih baik.

Pada intinya, depresi adalah penyakit otak. Sama halnya saat Anda mengobati infeksi dengan antibiotik, depresi sering kali membutuhkan pengobatan. Untuk seseorang dengan depresi berat, tidak ada konsep “keinginan kuat untuk sembuh akan menyembuhkan” dapat berhasil. Ini karena orang yang depresi membutuhkan perawatan medis.

Philip Muskin mengatakan, “Depresi tidak berbeda dengan penyakit lainnya. Ini adalah penyakit medis."

Jika Anda mengalami stres atau depresi, Anda harus mencari bantuan-bantuan yang tersedia, dan mungkin dapat membuat kondisi Anda menjadi lebih baik. Untuk stres, Anda harus mengurangi sumber stres dan mencari cara untuk mengatasinya. Untuk depresi, Anda harus mencari penyembuhan, seperti terapi dan pengobatan.

Ketahuilah, hal terpenting adalah mengambil langkah pertama untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan. Terutama saat pandemi seperti ini, membuat Anda merasa terbatasi dan tertekan dalam segala aspek kehidupan.

Photo by Joice Kelly on Unsplash