Kebaikan Telor

Kebaikan Telor

1 menit baca

Bingung soal telor? Tak hanya Anda yang mengalaminya. Agar tidak salah "makan" pastikan Anda kenal dekat plus-minus bahan makanan bercangkang ini.

Telor punya kisah yang panjang sebagai salah satu bahan makanan populer sepanjang masa. Setelah bertahan menjadi salah satu menu sarapan andalan, pada tahun 1968 telor dimasukkan ke dalam daftar makanan "yang perlu dibatasi" karena mengandung rata-rata 186 mg kolesterol per butir.

Hingga tahun 1980-an, telor masih saja dianggap berpengaruh buruk bagi kesehatan, karena sumber makanan yang mengandung kolesterol dianggap meningkatkan kadar kolesterol darah dan memicu gangguan jantung. Baru pada tahun 2015, sebuah penelitian memastikan hal tersebut tidak benar.

Peningkatan kadar kolesterol darah dipicu oleh kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang terdapat pada sumber makanan. Pada tahu 2020, akhirnya jurnal ilmiah Circulation, memastikan konsumsi 1 - 2 telor sehari adalah hal yang baik untuk dilakukan. Mengapa demikian? Saran para ahli nutrisi ini didasarkan oleh hasil penelusuran unsur nutrisi dalam sebutir telur.

Selain protein, vitamin dan mineral, di dalam telur juga terkandung vit. B-12 yang dibutuhkan tubuh saat memroduksi sel darah merah, menjaga kerja sistem syaraf, dan memberi asupan energi bagi tubuh. Telor juga mengandung kolin, unsur mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk mengatur metabolisme dan fungsi syaraf, menjaga kesehatan otot, kerja daya ingat dan menata mood. Kolin terkandung pada bagian kuning telor sebanyak 125 - 169 mg, yang berarti memenuhi kebutuhan harian sebanyak 30%.

Telor dipastikan mengandung lutein dan zeaxanthin, unsur yang sangat dibutuhkan mata untuk mencegah proses degeneratif pemicu katarak. Sedangkan kandungan protein telor diketahui bisa memberi rasa kenyang lebih lama, membuat telor ideal sebagai makanan saat menjalani program diet.

Jadi, selama dikonsumsi masih dalam batasan yang disarankan, telor bisa memberi manfaat bagi kesehatan. Jangan ragu sekarang, sebutir telur akan menemani apel untuk menjaga kita tak sering-sering bertemu dokter!

Photo by Vaclav on Unsplash