
Hati-hati Perempuan Obesitas Rawan Kanker Ovarium
Menjaga berat badan agar tidak kegemukan bukan hanya penting untuk menunjang penampilan tetapi juga kesehatan.
Selama ini kanker ovarium adalah penyebab kematian tertinggi pada perempuan. Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Andrew Li peneliti dari St. Louis Science Center Amerika Serikat terbukti bahwa perempuan yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, rentan mengidap kanker ovarium.
Jenis kanker ini dikategorikan sebagai silent killer karena fase awalnya terjadi tanpa ada keluhan yang khas (asimptomatik) sehingga pasien baru memeriksakan diri pada stadium lanjut. "Para ilmuwan meyakini bahwa lemak menghasilkan hormon atau protein yang menyebabkan sel kanker ovarium berkembang pesat," demikian ditulis bbc.com.
"Penelitian ini adalah penelitian yang pertama kali berhasil mengidentifikasi berat badan sebagai faktor utama yang memicu kanker ovarium berkembang pesat. Jaringan lemak mengandung elemen tertentu yang menyebabkan perempuan pengidap obesitas berisiko tinggi terhadap kanker ovarium," kata Dr. Andrew Li.
Penelitian ini melibatkan 216 perempuan yang menderita kanker ovarium epithelial, sejenis kanker ovarium yang paling banyak diderita oleh perempuan di dunia. Kemudian Dr. Andrew Li membandingkan 35 perempuan penderita kanker ovarium yang memiliki berat badan berlebih dengan 108 perempuan penderita kanker ovarium berberat badan ideal untuk melihat perbedaan pemicu kanker yang signifikan.
Ternyata, obesitas berpengaruh terhadap ketahanan tubuh. Perempuan yang mengalami obesitas cenderung mengalami aktivasi sel kankernya setelah melakukan pengobatan. Rencananya, Dr. Andrew Li akan meneliti proses lemak mempengaruhi pertumbuhan tumor. "Sayangnya pada penelitian pertama ini saya hanya melibatkan sedikit responden. Untuk penelitan lanjutan saya akan melibatkan lebih banyak responden sehingga bisa membuktikan hubungan antara obesitas dan pertumbuhan sel kanker ovarium," kata Dr. Andrew Li kepada bbc.com.