Hal yang Dialami Tubuh setelah Ovulasi Terjadi

Hal yang Dialami Tubuh setelah Ovulasi Terjadi

1 menit baca

Periode setelah ovulasi dikenal sebagai fase luteal. Ada banyak kejadian di dalam tubuh seorang perempuan.

Setelah tubuh kita berovulasi, indung telur melepaskan sel telur matang, sistem reproduksi akan memasuki fase luteal. Periode ini berlangsung tepat sejak sel telur matang dilepaskan hingga sekitar 14 hari kemudian, berakhir ketika menstruasi terjadi, jika sel telur yang dilepaskan tidak dibuahi.

Sewaktu sel telur dilepaskan, folikel sel telur itu membentuk struktur yang disebut
Corpus luteum. Fungsi Corpus luteum adalah menghasilkan hormon progesteron agar rahim siap ketika embrio yang terbentuk sebagai hasil pembuahan menempelkan diri. Proses kerja progesteron ini menyebabkan suhu tubuh agak meningkat selama fase luteal dan tetap meningkat sampai menstruasi dimulai. Kenaikan suhu ini dapat dijadikan tanda telah terjadinya ovulasi.

Sebenarnya selama fase luteal, terjadi juga peningkatan kadar estrogen. Kondisi ini juga merangsang endometrium untuk menebal. Selain penebalan dinding rahim, peningkatan kadar estrogen dan progesteron menyebabkan kelenjar ASI di payudara membesar. Akibatnya, payudara bisa membengkak dan menjadi sangat sensitif ketika tersentuh.

Ketika sel telur matang yang telah dilepaskan itu tidak dibuahi, dan tidak ada embrio yang menempel pada endometrium, Corpus luteum akan diluruhkan. Periode peluruhan endometrium ini berlangsung 14 hari setelah ovulasi, dan ditandai penurunan kadar estrogen dan progesteron secara drastis. Pada saat yang sama, seorang perempuan akan mengalami menstruasi.

Sebaliknya, jika terjadi pembuahan, dan ada embrio menempel; sel-sel di sekitar embrio akan memroduksi hormon hCG, Human chorionic gonadotropin. Hormon ini menjaga agar Corpus luteum, tetap memroduksi progesteron, sampai janin yang sedang tumbuh itu bisa memroduksi sendiri hormonnya. Keberadaan hCG inilah yang dideteksi oleh alat uji kehamilan instan (testpack), untuk memastikan terjadinya kehamilan.

Photo by Pietra Schwarzler on Unsplash