Pil kontrasepsi, jenis obat-obatan tertentu, dan gangguan kesehatan sudah lama diketahui bisa mengganggu siklus menstruasi. Tetapi ada hal-hal rutin yang juga menyebabkan kondisi ini terjadi.

Bekerja shift. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerja perempuan yang menjalani profesi dengan waktu kerja bertukar, antara siang dan malam hari, memiliki risiko gangguan siklus menstruasi 33% lebih besar daripada perempuan yang bekerja dengan waktu statis. Penjelasan utamanya adalah, kacaunya jam biologis tubuh (circadian time) yang mengatur berbagai fungsi termasuk produksi hormon dan siklus menstruasi.

Olahraga. Aktivitas fisik yang dilakukan selama berjam-jam setiap hari, diketahui mengganggu siklus menstruasi. Mengapa demikian? Pada dasarnya, tubuh membutuhkan lemak untuk berovulasi. Jadi jika lemak tubuh kurang, maka tidak tidak cukup untuk mematangkan sel telur. Akibatnya tidak ada sel telur yang dimatangkan, dan menstruasi tidak akan tertunda. Jadi sebaiknya kita berolahraga sewajarnya saja. 1 jam setiap hari.

Stres. Sudah bukan hal baru lagi jika mendengar stres bisa mengganggu siklus menstruasi. Tetapi siapakah yang bisa menghindari stres dalam kehidupsan saat ini? Deadline, persiapan presentasi, komunikasi yang intens, kesedihan karena keluarga yang sakit atau meninggal, perceraian, atau PHK; semua itu bisa menyebabkan stres dan mengganggu siklus menstruasi. Sebenarnya ini adalah mekanisme alamiah yang dimiliki tubuh untuk mencegah terjadinya masalah baru. Saat kita sedang stres, dan seluruh pikiran juga energi dikerahkan untuk bertahan, dan mencari solusi; maka tubuh menghentikan produksi hormon yang dibutuhkan untuk berovulasi, demi mencegah terjadinya pembuahan. Bukankah kehamilan bisa menjadi masalah jika kita tidak dalam kondisi siap menghadapinya?

Photo by Victoria Heath on Unsplash