
Gunakan Smartphone dengan Kebiasaan Baru
Kita perlu membentuk kebiasaan penggunaan smartphone, agar benda ini tidak menyabotase kehidupan kita.
Benda yang semula dikenal sebagai alat komunikasi ini telah berkembang melebihi fungsi awalnya. Mulai dari menjadi sumber berita, kamera, catatan digital, hingga pelacak lokasi. Tak heran jika kita sangat tergantung dan enggan berpisah dari benda ini.
Tapi, tanpa kita sadari kehadirannya yang “menempel” pada kita bisa jadi penghalang; kita menjadi tidak mudah fokus, atau tidak dapat berkomunikasi intens dengan seseorang yang sedang diajak bicara. Jika hal ini kemudian disadari, kita perlu menyiasati “keakraban” kita dengan benda ini. Ada 3 cara mendasar yang perlu dilakukan
Jauhkan smartphone selama berbicara dengan seseorang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa smartphone yang terletak di meja, tanpa digenggam, berpotensi mencegah percakapan menjadi lebih intens dan mengurangi empati dalam percakapan itu. Hal ini disebabkan pemilik smartphone tidak menghabiskan cukup waktu untuk melakukan kontak mata sehingga tidak bisa “membaca” ekspresi wajah dan nada suara lawan bicara. Para ahli kemudian menyarankan agar ketika seseorang bersama teman atau keluarga, sebaiknya tidak menggenggam smartphone. Nikmati keberadaan sosok orang lain itu, dengarkan cerita mereka. Rasakan emosi mereka. Tatap mata mereka. Prioritaskan percakapan dengan orang di depan Anda daripada telepon Anda. Hanya dengan cara ini kita bisa meningkatkan empati, persahabatan, dan cinta.
Mengendalikan respons. Merespons email, pesan atau chat dengan cepat, adalah sesuatu yang diharapkan dan sebaliknya dibanggakan kebanyakan orang dalam komunikasi masa kini yang serba cepat. Namun kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang “sehat”. Seseorang yang melakukan hal seperti ini senantiasa memosisikan mentalnya dalam kondisi reaktif – bereaksi terhadap aksi orang lain. Sesuatu yang melelahkan emosi. Cobalah untuk lebih menyayangi diri sendiri dengan menyediakan waktu khusus dua kali sehari untuk merespons semua pesan itu. Siang hari; untuk membalas semua pesan yang masuk pagi hingga siang, dan sore hari untuk membalas pesan yang masuk siang hingga sore hari. Jika tidak mudah melakukan hal ini, berlatihlah. Matikan notifikasi semua pesan, atau jika tidak ingin melewatkan pesan dari seseorang yang penting atur notifikasi khusus agar Anda hanya bereaksi jika notifikasi itu terdengar. Hanya dengan cara ini Anda akan lebih tenang.
Membatasi akses. Bukan berarti kita membatasi orang yang akan menghubungi kita, melainkan kita “merapikan” cara mereka menghubungi kita. Alih-alih menggunakan berbagai properti digital, seperti; email, messenger, atau media sosial, batasi platform komunikasi menjadi; telepon, email dan 1 jenis messenger. Metode ini akan membantu menghemat energi untuk memeriksa berbagai aplikasi dan kontak masuk yang relatif banyak itu, dan menurunkan tingkat kecemasan kita akan kehilangan sesuatu yang penting karena tidak membuka seluruh platform yang ada. Jika kita konsisten, maka orang akan terbiasa menghubungi kita dengan cara yang kita mau.
Lakukanlah hal ini segera, Anda akan menemukan bahwa kualitas interaksi Anda akan membaik, dan kelelahan mental akan teratasi.
Photo by freestocks on Unsplash
- Topik Lainnya
- Smartphone
- Komunikasi
- Empati