- Depan >
- Sapa Hidup >
- Inspirasi Elok >
- Fakta VS Mitos Retinol

Fakta VS Mitos Retinol
Laksana tetesan mata air awet muda, senyama kimia ini tidak kunjung selesai diperbincangkan. Hati-hati, karena tidak semua informasi yang beredar benar.
Pembahasan tentang 'R' - sebutan untuk retinol kian marak di antara pemerhati dan penggemar produk perawatan kulit. Hal ini disebabkan karena retinoid (istilah untuk produk retinol) diketahui bermanfaat unggul memperbaiki tekstur kulit, mengatasi pigmentasi, dan mencerahkan warna kulit hanya dengan beberapa tetes serum atau secuil krim.
Efek kulit wajah segar, bebas kerutan yang dijanjikan oleh produk perawatan kulit ber-retinol; membuatnya dipuja sekaligus diulik. Anda tertarik dan merasa perlu menggunakan produk retinoid? Lengkapi lebih dulu dengan info yang benar agar tidak terperangkap dalam mitos dan harapan palsu.
Semua bahan kimia yang diawali huruf 'R' (Retinol, Retinoic acid) berdampak sama.
Iya dan tidak. Krim yang diresepkan dokter ahli kulit, rata-rata mengandung Retinoic acid, yang melawan tanda-tanda penuaan; sedangkan krim perawatan kulit yang dibeli bebas perlu diubah menjadi Retinoic acid oleh kulit di tingkat sel. Menurut Dana Sachs, seorang profesor dermatologi dari University of Michigan Medical School, di dalam krim perawatan kulit yang dijual bebas, retinol adalah satu-satunya turunan vitamin A yang aman digunakan. Berbagai sumber menjelaskan, meskipun retinol lebih lembut daripada Retinoic acid - asam retinoat - secara biokimia proses kerja kedua unsur itu mirip - sekalipun retinol perlu waktu lebih lama bekerja dan mencapai hasil yang diharapkan.
Retinoid menyebabkan kulit terkelupas.
Para ahli kesehatan kulit memang mengira bahwa retinoid menyebabkan pengelupasan sel kulit mati. Seringkali setelah menggunakan retinoid, kulit terlihat kemerahan dan mengelupas. Ini adalah iritasi, dan bukan dampak utama yang diharapkan. Retinoid sebenarnya bekerja di lapisan kulit yang lebih dalam; memicu produksi kolagen, melembutkan kulit, dan mengatasi pigmentasi.
Retinoid tidak boleh dikenakan siang hari karena meningkatkan risiko kulit terbakar matahari.
Ini adalah mitos utama tentang retinol. Retinoid mudah rusak jika terpapar sinar matahari, karenanya kemasan krim atau serum yang mengandung retinol cenderung berwarna gelap; demi melindungi paparan sinar. Krim dan serum retinoid disarankan untuk dipakai pada malam hari agar memastikannya bekerja secara aktif. Tetapi retinoid tidak menurunkan MED (Mininal Erythema Dose) - atau dosis eritemal minimal - kulit manusia, yang merupakan batasan paparan sinar UV sebelum kulit seseorang terbakar. Kemerahan pada kulit wajah adalah dampak paparan panas matahari, bukan karena retinoid.
Retinoid harus digunakan pada kulit yang kering.
Hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa retinoid yang dikenakan pada kulit lembap akan memicu iritasi atau mengurangi manfaatnya.
Dibutuhkan waktu 4 - 6 minggu hingga retinol bekerja.
Kemungkinan dibutuhkan waktu lebih lama. Menurut Gary Fisher, seorang profesor di bidang kesehatan kulit dari University of Michigan Medical School, retinol dalam produk yang dibeli bebas butuh waktu 12 minggu, sejak pertama kali digunakan. Jadi bersabarlah untuk melihat hasilnya setelah 3 bulan.
Kandungan krim dengan retinol ringan juga berdampak efektif.
Pada produk retinoid, seringkali dicantumkan penjelasan "untuk kulit sensitif'. Istilah ini menandakan konsentrasi aktif retinol dalam produk tersebut rendah. Namun, ahli kulit menyarankan jenis produk ini (dan tambahan unsur tertentu yang menenangkan) sebagai cara memperkenalkan retinol pada kulit. Setelah seseorang berkulit sensitif terbiasa dengan retinol selama beberapa minggu, perawatan dapat ditingkatkan dengan bahan aktif retinoid yang lebih kuat karena sel kulit telah dapat beradaptasi.
Hentikan penggunaan retinoid jika terjadi iritasi.
Iritasi yang terjadi adalah bagian dari proses. Berbagai pengamatan klinis telah dilakukan dan ditemukan fakta bahwa setelah 2-3 minggu krim digunakan, sel kulit beradaptasi dengan asam retinoid dan mulai bertoleransi dengan unsur itu. Kondisi iritasi yang dimaksudkan adalah kulit berubah kemerahan, kering, dan mengelupas. Jika kondisi ini berlangsung lama, atau Anda merasa tidak nyaman, renggangkan waktu penggunaan atau ganti dengan produk yang kandungannya lebih rendah.
Jauhkan retinoid dari mata.
Kulit di sekitar mata justru sangat membutuhkan retinoid. Di area tersebut tanda-tanda penuaan kulit paling awal dan jelas terlihat. Jika krim masuk ke mata, akan terasa perih. Tak perlu cemas karena tidak berbahaya.
Summer: healthy.com
Photo by Content Pixie on Unsplash