
Fakta tentang Iritasi Vagina Saat Menstruasi
Iritasi kulit di sekitar vagina adalah salah satu gangguan yang sering dialami perempuan saat menstruasi. Hal ini dapat dihindari jika kita tidak membiarkan kulit vagina lembap berlama-lama.
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan reproduksi yang dilakukan pada tahun 2016, ditemukan bahwa 8 dari 10 orang perempuan di Indonesia mengalami iritasi vagina saat menstruasi. Sayangnya perempuan yang mengalami hal itu baru menyadari ketika area kulit di sekitar vagina tersa gatal atau lecet akibat digaruk.
Penyebab utama kondisi iritasi tidak mudah disadari disebabkan oleh beberapa hal. Pertama karena kondisi kulit di area vagina yang berlipat-lipat. Ketika perempuan mengalami menstruasi, senantiasa terjadi peningkatan suhu tubuh akibat fluktuasi kadar hormon reproduksi. Akibatnya tubuh menjadi lebih mudah berkeringat. Jika keringat terperangkap di antara lipatan-lipatan kulit itu dalam waktu relatif lama, kondisi kulit menjadi sangat lembap, basah. Bayangkan saja, jika hal tersebut terjadi pada saat menstruasi, ketika ada cairan yang keluar dari tubuh maka seluruh permukaan kulit di area tersebut akan menjadi sangat lembap.
Selain itu, kulit di area tersebut lebih tipis dibandingkan kulit di area tubuh lain, karena cenderung bergesekan saat kita bergerak, maka kemungkinan lecet pun menjadi lebih besar. Gesekan pada kulit tipis yang lembap dan basah inilah yang menyebabkan terjadinya iritasi. Jika iritasi memicu reaksi bakteri yang ada di permukaan kulit, maka akan terbentuk ruam yang menyebabkan gatal. Sesaat jika tak sabar dan area ini digaruk, maka akan membentuk luka terbuka.
Setelah mengetahui penjelasan ini maka, kita seharusnya dapat mencegah iritasi terjadi. Tidak membiarkan area kulit di sekitar vagina lembap berlama-lama saat menstruasi. Dengan mengeringkannya setiap saat, dan memilih pembalut yang tepat.
- Topik Lainnya
- Iritasi Vagina
- Pembalut
- Kesehatan Reproduksi