Cara Baru Menyebut Varian COVID-19

Cara Baru Menyebut Varian COVID-19

1 menit baca

Nama baru varian COVID-19 ini dimaksudkan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi negara tertentu yang namanya menempel pada virus tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan sistem penamaan baru untuk varian virus penyebab COVID-19 berdasarkan huruf alfabet Yunani. Nama baru ini dibuat tidak untuk menggantikan nama ilmiah varian virus, yang berisi informasi ilmiah penting dan akan terus digunakan dalam penelitian dan kebutuhan ilmiah. Sistem penamaan baru ini bertujuan mencegah penyebutan varian COVID-19 sesuai lokasi mereka terdeteksi, yang ternyata memicu stigmatisasi dan terasa sangat diskriminatif

“Alpha” digunakan untuk menyebut varian virus B.1.1.7, varian yang pertama kali didokumentasikan di Inggris, sedangkan “Delta” adalah B.1.617.2, yang pertama kali didokumentasikan di India. Secara total, WHO telah menggunakan 10 huruf Yunani.

Screen-Shot-2021-06-11-at-5.01.39-AM-1

Sebenarnya, penamaan penyakit berdasarkan lokasi geografis memiliki sejarah panjang, kita tahu tentang Flu Spanyol - jenis flu yang mewabah pertama kali di Spanyol - pada tahun 1918. Juga virus Ebola yang mulai mewabah pada tahun 1979 dan mendapatkan namanya dari sebuah sungai di Kongo. Namun sepertinya tradisi penamaan nama penyakit tersebut perlu dikaji karena pada awal COVID-19 muncul, presiden USA  ketika itu - Donald Trump - menyebutnya "virus cina." Penyebutan ini menciptakan gelombang tindakan kekerasan pada etnis Cina.

Sebagaimana dikutip dari siaran pers yang dilansir WHO, dijelaskan bahwa “Tidak ada negara yang harus menangung stigma karena mendeteksi dan melaporkan varian virus tertentu,” kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove. Perlu diingat bahwa sebelumnya Nama COVID-19 baru diresmikan pada Februari 2020, sebelumnya jenis penyakit ini dikenal sebagai “Pneumonia Wuhan” atau “Flu Wuhan.”

Sumber: www.who.int

Image by Meine Reise geht hier leider zu Ende. Märchen beginnen mit from Pixabay