
Ayo Membaca Buku!
Semakin banyak membaca, semakin banyak yang kita ketahui. ~ Dr. Seuss.
Hasil penelitian terbaru menyatakan bahwa kebiasaan membaca buku, tak sekadar membuat seseorang semakin banyak tahu. Melainkan membuat tubuh sehat, dan meningkatkan rasa bahagia. Hasil penelitian yang telah diterbitkan oleh jurnal Neurology di tahun 2021. Apa saja yang dialami tubuh kita saat membaca buku?
Lebih cerdas – sudah pasti! Membaca sebuah buku tentang sesuatu yang menarik dan baik seakan membuka dunia baru bagi pembacanya. Jika hal ini dimulai sejak usia dini; paparan kosakata dari teks yang dibaca akan melengkapi seorang anak dengan kemampuan membaca sejak dini, dan ini berarti kecerdasan di kemudian hari, karena anak akan terangsang untuk terus membaca.
Meningkatkan kerja otak. Membaca secara teratur tidak hanya membuat seseorang menambah informasi baru, tetapi juga meningkatkan kerja otaknya. Sama seperti joging teratur yang melatih otot dan sistem kardiovaskular, membaca secara teratur meningkatkan fungsi memori dengan melatih otak. Seiring pertambahan usia, terjadi penurunan daya memori dan fungsi otak, tetapi membaca secara teratur dapat memperlambat proses degeneratif itu, sehingga daya ingat tetap kuat.
Mengasah empati. Tenggelam dalam bacaan, terutama yang berhubungan dengan kisah kehidupan, membuat kita menjadi lebih terasah pada kondisi orang lain. Buku fiksi dan sastra, khususnya, dapat membantu pembaca memahami pikiran orang lain dengan cara membaca emosi tokoh-tokoh di dalam kisah tersebut. Memahami keadaan mental orang lain adalah keterampilan penting yang memungkinkan seseorang menjalin hubungan sosial kompleks yang menjadi ciri masyarakat manusia, demikian kutipan hasil penelitian tersebut.
Membalik halaman kuatkan daya ingat. Sensasi gesekan halaman kertas di ujung jari ketika kita membalik halaman buku merangsang beberapa hal pada otak yang menguatkan dan meningkatkan daya ingat tentang hal yang dibaca juga meningkatkan pemahaman. Jadi agar manfaat membaca ditunai secara optimal, para ahli menyarankan kita membaca buku – bukan e-book.
Melawan Alzheimer. Membaca membuat otak bekerja. Jika otak seseorang dirangsang bekerja dengan cara yang baik dengan aktivitas seperti; membaca, mengisi teka-teki bermain catur, diketahui risiko mengalami Alzheimer turun hingga 2,5 kali dibandingkan orang yang menghabiskan waktu dengan aktivitas otak yang tidak terangsang.
Membaca membuat relaks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca adalah salah satu pereda stres yang ampuh. Pada tahun 2009 para peneliti dari Universitas Sussex, Inggris menunjukkan bahwa membaca - terutama tentang kisah atau pengalaman seseorang - dapat menurunkan tingkat stres hingga 68%. Tidak masalah jenis buku yang dibaca, saat seseorang larut dalam kisah yang dibacanya, ia dapat melepaskan diri dari kecemasan dan tekanan dunia sehari-hari.
Membaca sebelum tidur bikin mudah terlelap. Kebiasaan membaca sebelum tidur, memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk bersantai dan tidur. Membaca buku telah dipastikan membantu tubuh lebih relaks, sebaliknya jika mengakses e-reader, tablet atau smartphone untuk membaca sesuatu di sana dapat membuat seseorang sulit, bahkan mengganggu tidur.
- Topik Lainnya
- Kesehatan Mental
- Otak
- Degeneratif
- Membaca
- Buku