Alat Kontrasepsi Hormonal

Alat Kontrasepsi Hormonal

1 menit baca

Alat kontrasepsi hormonal diketahui sangat efektif membantu mengatur perencanaan keluarga. Namun penggunaannya perlu dipantau oleh dokter agar tidak memicu gangguan.

Kontrasepsi hormonal adalah jenis yang paling sering digunakan dan efisien. Umumnya  kontrasepsi ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter, karena jika digunakan tanpa resep, bisa memicu reaksi dengan obat-obatan tertentu.

Pada umumnya, kontrasepsi hormonal mengandung hormon estrogen dan progestin. Sekalipun demikian, ada juga kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin saja, karena tambahan estrogen ke dalam tubuh meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan. Adapun cara kerja kontrasepsi hormonal adalah sebagai berikut:

  • Mencegah terjadinya ovulasi, atau proses pelepasan sel telur matang dari indung telur, sehingga tidak terjadi proses pembuahan jika ada sperma yang sampai ke rahim.
  • Mencegah pembuahan dengan cara mengubah sifat cairan vagina, sehingga bisa menghambat sperma mencapai rahim. Hal ini berarti tidak akan mencapai sel telur.
  • Mencegah embrio hasil pembuahan menempel pada dinding rahim, sehingga embrio tidak bisa berkembang.

Dokter sangat jarang menyarankan jenis kontrasepsi hormonal dengan cara kerja ke-3, mengingat keberhasilannya cenderung kecil.

Menyiasati gangguan kesehatan
Tambahan hormon ke dalam tubuh melalui kontrasepsi hormonal diketahui dapat memicu berbagai gangguan kesehatan pada perempuan. Hal inilah yang menyebabkan dokter Obgyn cenderung memantau penggunaan kontrasepsi hormonal lebih ketat.

Selain itu, cara yang paling sering dilakukan oleh dokter untuk mengatasi gangguan kesehatan yang dipicu oleh penambahan hormon ini, adalah menyarankan pengguna kontrasepsi untuk mengganti jenis kontrasepsi yang digunakannya setelah lebih dari 1 tahun.

Photo by Reproductive Health Supplies Coalition on Unsplash