Air Dingin Mengganggu Rahim?

Air Dingin Mengganggu Rahim?

1 menit baca

Kepedulian perempuan tentang kesehatan reproduksi kian meningkat. Sayangnya masih saja mudah terprovokasi kabar yang tidak benar.

Kepedulian perempuan Indonesia terhadap kesehatan reproduksi, terlebih kanker rahim, meningkat akhir-akhir ini. Tak heran, mengingat jenis kanker tersebut adalah penyebab kematian perempuan tertinggi di dunia, dan menurut laporan WHO, setiap tahun terdeteksi 40.000 perempuan ditemukan mengidap kanker rahim. Sayangnya, pengetahuan tentang penyebab kanker rahim masih rendah. Perempuan masih saja terprovokasi kabar yang tidak benar mengenai penyebab kanker ini.

Beberapa saat lalu kabar yang menyebar adalah pembalut dapat memicu kanker rahim, belakang ini dikabarkan bahwa mengonsumsi air dingin saat menstruasi, dapat menyebabkan kanker rahim. Penjelasan dari kabar itu, adalah; air dingin akan membekukan darah menstruasi, sehingga sulit keluar dan mengendap. Konon endapan inilah yang menyebabkan kanker rahim.

Benarkah kabar itu? Sebenarnya ada hal yang perlu dicermati dari penjelasan di atas, yaitu bahwa penjelasan tersebut menyatukan dua sistem tubuh yang berbeda. Sistem reproduksi yang berhubungan dengan menstruasi, dan sistem pencernaan yang berhubungan dengan mekanisme penyerapan asupan untuk tubuh kita.

Kedua sistem tubuh tersebut terpisah dan tidak saling memengaruhi secara langsung. Setelah memasuki saluran pencernaan; paling awal adalah mulut, maka suhu asupan (baik makanan ataupun minuman) akan segera mengalami penyesuaian berdasarkan suhu tubuh. Jadi secara medis tidak benar bahwa proses pembekuan darah menstruasi dapat terjadi hanya karena suhu air dingin yang kita minum. Air yang dingin dengan cepat akan berubah menjadi suhu tubuh, dan tidak akan mencapai rahim, karena berada di saluran yang berbeda.

Kepedulian terhadap kesehatan reproduksi adalah hal yang penting. Tetapi jangan lupa untuk mencari fakta yang benar di balik setiap berita yang beredar. Selain membuat kita tidak gampang panik, informasi yang benar dan dapat kita berikan pada teman dan kerabat pastilah membuat kita dianggap ”lebih” OK.

Photo by Marc Schulte on Unsplash