
Agar Tak Mudah Kecewa
Dunia senantiasa berubah - Anda pun bisa, dan "perlu" menerima perubahan itu.
Hidup penuh dinamika. Sesaat segalanya tertata rapi dan penuh kemudahan, namun sesaat kemudian menjadi tak pasti, penuh "goncangan", melemahkan dan memicu putus asa. Jangan cemas berlebih menurut para ahli di bidang psikologi, manusia memiliki kemampuan beradaptasi untuk menghadapi pasang-surut peristiwa kehidupan ini, hanya memang perlu diasah.
Pertanyaan yang kerap muncul, bagaimana mengasah sikap adaptif itu di usia yang tidak lagi muda ini?
-
Himpun berbagai informasi Perbarui wawasan tentang peristiwa yang sedang Anda hadapi. Di era digital ini informasi dengan mudah ditemukan. Gunakan mesin pencari di internet untuk mengakses berita, literatur, bahkan pendapat dari ruang-ruang diskusi. Beranikan diri untuk keluar dari "selimut lembut" Anda, dan temukan berbagai kemungkinan. Buka diri terhadap pendapat atau opini yang bertentangan dengan opini Anda. Berbagai paparan informasi ini akan melengkapi dan memperluas wawasan. Seseorang yang memiliki wawasan luas cenderung lebih optimis dan adaptif, menurut para ahli di bidang psikologi.
-
Lebih "lentur" Pembahasan ini bukan tentang keterampilan fisik, melainkan kemampuan mental. Jika Anda memiliki pandangan tertentu dan menolak sebuah peristiwa, atau seseorang, sekalipun tidak terucapkan seluruh dunia mudah dapat mengetahuinya. Sikap mental seseorang akan terefleksi pada perilakunya. Bayangkan saja jika banyak penolakan yang ditetapkan, tentulah melelahkan karena terus menerus didera kecewa. Hal inilah yang menyebabkan para ahli kesehatan mental mengingatkan pentingnya bersikap adaptatif. Mental terkait erat dengan fisik. Kondisi fisik yang baik cenderung membangun mental yang baik; asupan nutrisi lengkap, aktivitas fisik rutin, kecukupan tidur dan sikap penuh syukur; adalah elemen-elemen yang akan membuat kita luwes di satu sisi, dan kokoh di sisi yang lain dalam menghadapi berbagai perubahan.
-
Ayo belajar! Alih-alih menolak atau menganalisa suatu peristiwa dari sisi yang mengecewakan; cobalah menemukan hal-hal sebaliknya yang dapat dipelajari dari peristiwa itu. Lebih dari sekadar melihat sisi positif sebuah peristiwa, cara ini memberi kesempatan pada diri kita untuk selalu menemukan peluang dan kemudian mencari solusi sebagai bekal mencegah hal serupa tak terulang lagi, pada kejadian-kejadian serupa yang masih dapat kita kendalikan.
Sesungguhnya, pengetahuan tentang kemampuan adaptasi manusia adalah ilmu kuno. Para ahli kesehatan tradisional dari Cina dan India bahkan sejak dulu mengingatkan para pengguna jasa mereka untuk menjaga keseimbangan hidup dengan sikap adaptif, karena keterampilan ini menjaga kesehatan fisik, baik untuk orang itu sendiri, untuk orang-orang terdekat, dan untuk masyarakat di sekitarnya.
Photo by Jakob Owens on Unsplash
- Topik Lainnya
- Kesehatan Mental
- Kecemasan
- Kecewa