- Depan >
- Sapa Hidup >
- Investasi >
- 8 Perubahan Kebiasaan Pengeluaran Akibat Pandemi

8 Perubahan Kebiasaan Pengeluaran Akibat Pandemi
Kehidupan dua bulan terakhir sangat berbeda dari sebelumnya pada mayoritas masyarakat karena pandemi virus corona CoViD-19. Cek informasinya di sini.
Tidak peduli bagaimana gaya hidup pra-pandemi Anda, satu hal yang mungkin berubah adalah kebiasaan pengeluaran Anda. Berikut ini beberapa informasi menarik tentang perubahan kebiasaan pengeluaran yang dilansir dari Huffpost.
1. Impulsif belanja karena stres
Tidak mengherankan melihat banyak orang merasa lebih tertekan daripada biasanya karena pandemi global memaksa orang berada di rumah aja. Setiap orang mempunyai strategi dalam mengatasi stres secara berbeda, dan bagi sebagian orang, salah satunya adalah menghabiskan uang. Bisa jadi Anda sudah melakukannya, contohnya membeli makanan yang biasa Anda konsumsi saat bekerja di kantor karena ingin merasa “normal”.
2. Biaya hiburan bertambah
Meskipun Anda mungkin menghabiskan uang untuk pergi makan di restoran dan menonton film lebih sedikit, tetapi ada kemungkinan besar pengeluaran Anda untuk kegiatan "pelarian" lainnya meningkat. Contohnya, Anda bisa saja mendaftar anggota bulanan untuk streaming film, musik, membeli aplikasi, dan lain-lain. Anda melakukan ini sebagai kompensasi hiburan selama di rumah aja.
3. Belanja online bertambah
Dengan lebih banyak waktu di rumah aja dan sebagian besar toko tutup maka Anda akan melakukan belanja online. Berdasarkan data Nielsen, penjualan online barang-barang konsumen naik 60% dari minggu yang sama tahun lalu (per akhir minggu 25 April) di Amerika.
4. Biaya medis meningkat
Salah satu pengeluaran yang melonjak adalah belanja kebutuhan medis demi mencegah penyebaran virus corona CoViD-19, yaitu hand sanitizer, disinfektan aerosol, masker, vitamin, bahkan minuman herbal dan jamu. Walaupun harga benda medis tersebut juga ikut melonjak, Anda bisa otomatis menutup mata dan tetap membelinya, bahkan dalam jumlah yang sangat banyak. Padahal, harga barang-barang tersebut sudah mulai turun dalam kurun waktu dua bulan dan barang-barang yang sudah Anda beli sebelumnya masih berlimpah di rumah Anda.
5. Membeli makanan beku dan kemasan
Kebanyakan orang khawatir tidak bisa belanja kebutuhan makanan harian karena supermarket dan jalanan ditutup. Padahal, hal yang ditakutkan tersebut tidak terjadi sama sekali. Ketakutan akan pandemi membuat banyak orang fokus membeli makanan yang bertahan lama, yaitu makanan beku dan kemasan.
6. Pengeluaran transportasi umum berkurang
Anda menghabiskan lebih banyak waktu di rumah aja sehingga biaya transportasi umum bulanan Anda pun berkurang. Jika Anda perlu keluar rumah untuk berbelanja atau terpaksa ke kantor maka Anda akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau taksi online. Ini disebabkan karena pandangan Anda terhadap transportasi umum juga berubah. Anda menjaga diri Anda sebaik mungkin untuk menjaga jarak dengan orang lain.
7. Transaksi cashless meningkat
Pandemi virus corona CoViD-10 membuat banyak orang khawatir tertular virus karena melakukan kontak pada uang tunai fisik. Solusinya, banyak orang beralih ke teknologi uang non-tunai atau cashless untuk mengurangi risiko tertular virus. Anda akan lebih memilih menggunakan opsi pembayaran melalui perangkat seluler, kartu kredit, kartu debit, dan transfer saat berbelanja.
8. Membeli barang dari bisnis lokal
Pembatasan operasional bisnis dan pemutusan hubungan kerja membuat banyak orang mendadak kesulitan ekonomi. Anda mungkin mendapatkan informasi munculnya bisnis-bisnis kecil yang muncul di sekitar Anda, bahkan bisa jadi penjualnya adalah kenalan Anda. Anda pun melakukan dukungan dengan berbelanja lebih sering di toko-toko lokal.
Photo by Mikayla Mallek on Unsplash