
7 Kebiasaan yang Perlu Dipertahankan Setelah Wabah Berlalu
• 2 menit baca
Sebagian besar wilayah di dunia mulai "melonggarkan" pembatasan aktivitas dan pola hidup sehubungan wabah yang terjadi. Tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertahankan ketika kelak wabah berlalu.
Sebagian besar dari kita masih gamang menghadapi wabah yang sedang terjadi dan bertekun membatasi diri, sebagian mulai terbiasa dan menerapkan pola normal baru yang disosialisasikan. Masih "kaku" ataupun mulai terbiasa, selama nyaris 7 bulan menjalani pembatasan aktivitas, menciptakan kebiasaan baru. Sebagian dari kebiasaan itu diketahui sangat baik dan bisa diteruskan sekalipun pandemi kelak berlalu.
- Cuci tangan sesering mungkin. Bahkan sebelum COVID-19 mewabah dan "memaksa" semua orang menggunakan hand sanitizer; mencuci tangan sesering mungkin adalah gagasan yang baik. Sesuai anjuran para ahli kesehatan, mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir selama 20 detik dapat mencegah terjadinya penyebaran infeksi.
- Melengkapi persediaan. Bukan berarti perlu menimbun berbagai benda, tetapi yang perlu dilakukan adalah menyiapkan makanan, obat-obatan dan persediaan pokok di rumah sehingga ketika terjadi kondisi tak terduga, kita tidak stres karena tidak memiliki persediaan.
- Menjaga tali silaturahmi. Aktivitas yang terbatas membuat kita lebih sering berada di rumah sehingga memiliki banyak waktu untuk menghubungi keluarga dan kerabat. Menurut para ahli psikologi, bersilaturahmi akan membantu kita lebih dari sekadar mendapatkan informasi atau memberi perhatian pada orang lain. Kita jadi lebih memahami diri sendiri sehingga lebih mampu bertahan menghadapi kondisi saat ini.
- Lebih sering memasak di rumah. Memasak di rumah bukan sekadar kegiatan menyediakan makanan tetapi juga tentang membentuk ikatan dengan orang-orang tercinta. Selain itu, memasak di rumah juga menekan anggaran makanan dibandingkan harus membeli.
- Menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Kesempatan untuk tertawa, beraktivitas, lebih lama bersama sebagai keluarga, selain mendekatkan juga akan membantu meredakan stres dan membangun kenangan. Kenangan adalah hal yang sangat dibutuhkan anak pada periode perkembangannya kelak.
- Menyapa tetangga. Boleh dibilang mereka adalah orang yang paling sering kita lihat dan bertukar sapa selama masa pembatasan aktivitas. Jadi lanjutkan saja kebiasaan ini; tersenyum, menyapa para tetangga. Penelitian telah membuktikan bahwa setiap kali tersenyum tubuh memproduksi endorfin dan serotonin yang membuat kita merasa bahagia. Hal ini bermanfaat juga untuk jangka panjang: Dengan tetap ramah pada tetangga, mereka juga akan melakukan hal yang sama pada kita.
- Berolahraga setiap hari. Selama periode pembatasan aktivitas kita bisa melihat banyak orang berolahraga; selain dorongan meningkatkan stamina dan mencari sinar matahari, umumnya kebosanan berada di rumah mendorong kita berolahraga. Jadi pastikan terus berolahraga bahkan ketika Anda sudah kembali beraktivitas normal. Manfaat terbesarnya; olahraga menurunkan risiko Anda mengalami gangguan kardiovaskular dan diabetes.
- Topik Lainnya
- Interaksi
- Pola Hidup
- Kesehatan Mental