7 Jenis Vaksin COVID-19 di Indonesia

7 Jenis Vaksin COVID-19 di Indonesia

3 menit baca

Fokus pemerintah dari tahun 2020 adalah mendapatkan vaksin yang berkualitas bagus dan teruji aman untuk masyarakat Indonesia.

Akhirnya vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh pemerintah Indonesia mulai awal 2021. Vaksinasi adalah proses menyuntikan virus yang tidak aktif (tidak berbahaya) atau virus rekayasa genetika untuk memicu sistem kekebalan tubuh. Tujuannya adalah menghasilkan antibodi untuk melawan virus secara spesifik. Jika sewaktu-waktu tubuh terserang virus COVID-19, maka sudah ada antibodi yang bisa melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Pelaksanaan vaksinasi hanya dapat dilakukan setelah vaksin mendapat izin edar atau persetujuan Emergency Use of Authorization (UEA) dari BPOM, serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan pemerintah sudah memiliki kontrak yang pasti untuk membeli sekitar 270 juta dosis, dari kebutuhan total 426 juta dosis vaksin Covid-19.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020 yang ditandatangani pada hari Senin, 28 Desember 2020, terdapat tujuh jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, yaitu:

1. Vaksin Sinovac: 125,5 juta dosis

  • Nama vaksin: CoronaVac
  • Negara asal: Cina (Sinovac Life Sciences Co., Ltd.)
  • Bahan dasar: Virus Corona (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus)
  • Uji Klinis: Fase III (selesai)
  • Negara yang menggunakan: Indonesia, Brasil, Turki, dan Cina
  • Efikasi vaksin: 65,3% (Indonesia), 91,25% (Turki)
  • Efek samping: Nyeri atau kemerahan di lokasi penyuntikan, nyeri otot, demam, dan sakit kepala

2. Vaksin Oxford-AstraZeneca: 50 juta dosis

  • Nama vaksin: AZD1222
  • Negara asal: Inggris
  • Bahan dasar: Virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
  • Uji klinis: fase III (hampir selesai)
  • Negara yang menggunakan: Inggris, India, Meksiko
  • Efikasi vaksin: 62-90%
  • Efek samping: Nyeri dan bengkak pada lokasi penyuntikan, kemerahan di kulit, demam ringan, dan sakit kepala

3. Vaksin Pfizer Inc- BioNTech: 50 juta dosis

  • Nama vaksin: BNT162b2
  • Negara asal: Amerika Serikat
  • Bahan dasar: Messenger RNA (mRNA)
  • Uji klinis: Fase III (selesai)
  • Negara yang menggunakan: Amerika Serikat, Israel, Inggris, Prancis, Bahrain, Kanada, Arab Saudi, Meksiko, dan Singapura
  • Efikasi vaksin: 94-95%
  • Efek samping: Nyeri di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, menggigil, nyeri sendi, dan demam

4. Vaksin Sinopharm

  • Nama Vaksin: BBIBP-CorV
  • Negara asal: Cina (China National Pharmaceutical Group Corporation)
  • Bahan dasar: Virus Corona  (SARS-CoV-2) yang telah dimatikan (inactivated virus)
  • Uji klinis: Fase III (selesai)
  • Negara yang menggunakan: Cina, Bahrain, Uni Emirat Arab
  • Efikasi vaksin: 79,34% (Uni Emirat Arab)
  • Efek samping: Sejauh ini, tidak memiliki efek samping yang serius. Efek samping umumnya bersifat ringan, seperti demam, nyeri dan bengkak di lokasi penyuntikan, serta sakit kepala.

5. Vaksin Moderna

  • Nama vaksin: mRNA-1273
  • Negara asal: Amerika Serikat
  • Bahan dasar: Messenger RNA (mRNA)
  • Uji klinis: Fase III (selesai)
  • Negara yang menggunakan: Kanada, Qatar, Amerika Serikat, Inggris
  • Efikasi vaksin: 94,1%
  • Efek samping: Nyeri, bengkak dan kemerahan di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, demam, serta mual dan muntah.

6. Novavax Inc: 50 juta dosis

  • Nama vaksin: NVX-CoV2372
  • Negara asal: Amerika Serikat
  • Bahan dasar: Protein subunit
  • Uji klinis: Fase III (belum selesai)
  • Negara yang menggunakan: Amerika Serikat
  • Efikasi vaksin: Belum diketahui

7. Vaksin Merah Putih

Vaksin produksi BUMN, yaitu PT Bio Farma, dan Lembaga Eijkman Institute. Uji klinis vaksin direncanakan akan dimulai di bulan Juni 2021.

Pemerintah memesan vaksin dari GAVI-COVAX sejumlah 54 juta dosis. GAVI-COVAX adalah skema kerja sama dari World Health Organization (WHO), Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), dan United Nations Children's Fund (UNICEF). Terdapat 4 jenis vaksin COVID-19 yang tersedia melalui GAVI-COVAX, yaitu AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Novavax.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan bahwa masyarakat tidak bisa memilih vaksin karena ketersediaan yang terbatas. Setiap orang akan mendapatkan jenis vaksin yang sama, dibagi dalam 2 dosis.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, memperkirakan proses penyuntikan 426 juta dosis vaksin COVID-19 membutuhkan waktu 15 bulan. Ini pun bisa berubah, tergantung pada pasokan vaksin yang dipesan pemerintah. Anda bisa mengetahui 4 tahapan vaksinasi COVID-19 di Indonesia dengan mengklik di sini.

Catatan:

Efikasi atau kemanjuran adalah kemampuan suatu vaksin mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol. Angka efikasi didapat dengan membandingkan kelompok orang yang divaksin dengan yang tidak divaksin.

Photo by Spencer Davis on Unsplash