- Depan >
- Sapa Hidup >
- Profesi >
- 4 Tanda Anda Bekerja dengan Gaya Mikromanajemen

4 Tanda Anda Bekerja dengan Gaya Mikromanajemen
Ada perbedaan utama antara manajer yang perhatian dengan manajer yang terlalu mengendalikan dan obsesif. Apakah Anda salah satunya?
Bekerja mikromanajemen sering kali berasal dari kekhawatiran bahwa tim tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik tanpa pengawasan ketat. Kabar buruknya, praktik mikromanajemen terjadi pada karyawan yang berkinerja tinggi. Mereka terjebak dalam pemikiran harus membuktikan diri dengan bekerja melebihi kewajiban mereka.
Gorick Ng, penasihat karier dan penulis buku The Unspoken Rules: Secrets to Start Your Career Off Right, mengatakan bahwa, “Seseorang menjadi manajer yang buruk, atau manajer mikro, karena ketidakpastian, yang mengarah pada kecemasan.”
Mikromanajemen terkadang diperlukan, tergantung pada tingkat motivasi dan perkembangan masing-masing karyawan. Berikut adalah tanda-tanda praktik mikromanajemen oleh Huffpost:
1. Mengecek pekerjaan hanya karena cemas.
Jika Anda melakukan pengecekan status perkerjaan secara intens, tanpa memberi kesempatan tim untuk membuktikan kompetensi mereka, maka Anda melakukan mikromanajemen. Anda tidak percaya keahlian tim, walaupun mereka sudah terbukti mempunyai pengalaman bagus untuk melakukan pekerjaan mereka.
Sebelum Anda melakukan pengecekan status pekerjaan tim karena cemas, tanyakan beberapa hal ini kepada diri sendiri:
- Apa keunggulan tim?
- Apakah mereka menyelesaikan tugas tepat waktu?
- Apakah mereka menunjukkan pemahaman penuh tentang peran, tugas, dan proyek mereka? Jika iya, bagaimana mereka menunjukkan bahwa mereka menunjukkan pemahaman itu?
- Apakah tim dapat melakukan pekerjaan jika dipersiapkan dengan tepat?
Berikanlah kesempatan kepada tim untuk bekerja sesuai tenggat waktu yang diberikan.
2. Memberikan tugas tidak jelas.
Ingatlah bahwa gaya manajemen Anda perlu diselaraskan dengan kebutuhan anggota tim, dan itu bersifat fleksibel. Penting bagi Anda untuk menjadi manajer yang transparan dan lugas mengkomunikasikan rencana pengawasan pekerjaan. Jika Anda menginformasikan tujuan pengaturan agar tim mencapai kemandirian dan keberhasilan dalam menyuarakan ide-ide, maka mereka dapat memproses keadaan dengan lebih baik.
Gorick Ng menyarankan seorang manajer juga harus bisa menginformasikan alasan sebuah tugas diberikan, deskripsi tugas, cara melakukannya, dan tenggat waktu. Ini dapat membantu Anda menghindari mikromanajemen.
3. Terlalu fokus pada hal-hal kecil.
Mikromanajemen terlalu terpaku pada detail yang tidak penting dalam menyelesaikan pekerjaan, di saat bersamaan kehilangan esensi pencapaian kompetensi tim. Anggota tim biasanya mencari sosok pemimpin yang dapat memikirkan gambaran besar dan memiliki visi. Mereka tidak mencari seorang pemimpin yang fokus mencari kesalahan satu kata atau gambar yang bersifat minor.
4. Yakin bahwa cara Anda selalu terbaik untuk menyelesaikan sesuatu.
Tanda lain dari seorang manajer mikromanajemen adalah mereka ingin mempersiapkan anggota tim untuk bekerja seperti mereka. Mereka cenderung menunjukkan hanya ada “satu cara yang benar”. Ketahuilah bahwa ini bisa menghambat kreativitas dan motivasi tim. Ini adalah kesalahan umum seorang manajer pemula, yaitu berpikiran sempit.
Jika menginginkan pekerjaan dilakukan dengan cara Anda, maka sebaiknya komunikasikan hal ini di awal dan tanyakan pendapat tim. Mereka memerlukan kejelasan dalam melakukan tugas, untuk mencapai hasil pekerjaan seperti yang Anda inginkan.
Cara bekerja mikromanajemen menyebabkan kerugian, yaitu atasan terjebak dengan lebih banyak pekerjaan, dan anggota tim kehilangan kesempatan berharga untuk belajar.
Seorang atasan mempunyai peran untuk mendidik, mengaktifkan, dan memberdayakan tim. Semakin Anda mengambil alih, semakin banyak orang yang mengharapkan Anda untuk melakukan pekerjaan. Hasilnya, semakin banyak orang yang menghindari kewajiban mereka.
Photo by Jo Szczepanska on Unsplash
- Topik Lainnya
- Produktivitas
- Kecemasan
- Tips Karier
- Fokus